Rabu, 17 November 2010

SUDAHKAH KITA 'MENDENGARKAN'?

Mendengarkan adalah Proses aktif menerima rangsangan (stimulus) telinga (aural). Berlawanan dengan konsepsi yang populer, mendengarkan merupakan proses yang aktif, tidak pasif.Mendengarkan tidak terjadi begitu saja tetapi kita harus melakukannya.. Untuk itu menuntut tenaga dan komitmen.

Perbedaan Mendengarkan dengan Mendengar

Mendengarkan(listening): menyangkut penerimaan rangsangan, menyangkut rangsangan aural yaitu isyarat (gelombang suara)yang diterima oleh telinga
Mendengar (hearing): merupakan proses fisiolgis

Jenis Jenis Mendengarkan
  1. Mendengarkan untuk kesenangan : dalam hal ini menyita cukup banyak waktu kita.mendengarkan ini relatif pasif.
  2. Mendengarkan untuk informasi : tujuan mendengarkan kita mendapatkan informasi sehingga bisa memperoleh ketrampilan baru atau melakukan sesuatu secara lebih efektif.
  3. Mendengarkan untuk membantu: bantuan bisa berupa menjadi pendengar yang baik dan mendukung ataupun pemberian saran dan nasihat
Hambatan hambatan dalam Mendengarkan 

Berbagai hambatan dalam mendengarkan ini adalah menurut Joseph A Devito (1997:91-105)

    • Sibuk dengan diri sendiri
    Penghambat ini merupakan yang paling srius dan paling merusak atas mendengarkan yang efektif. Selama saat pemusatan perhatian pada diri sendiri ini, anda pasti tidak memperhatikan apa yang dikatakan pembicara.
    • Sibuk dengan masalah masalah eksternal
    Kecenderungan anda memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang tidak relevan dengan interaksi.
    • Mempertajam (sharpening)
    Dalam mempertajam satu atau dua aspek dari pesan disoroti, ditekankan dan barangkali dibumbui. Seringkali konsep yang kita pertajam adalah hal tertentu nyang kebetulan menonjol dibanding aspek yang lain.
    • Asimilasi
    Adalah kecenderungan untuk merekonstruksi pesan sedemikian hingga sesuai dengan sikap, prasangka, kebutuhan dan nilai anda sendiri. Misalnya saja anda mempunyai pandangan negatif terhadap managemen anda bekerja. Anda menerima pesan yang sifatnya netral. Sebagai contoh buletin perusahaan mengatakan managemen akan memberlakukan perubahan jadwal secara drastis. Para karyawan akan dimintakan tanggapannya. Perhatikanlah bahwa pernyataan ini tidak bersifat pro ataupun anti managemen. Karena asimilasi, anda mungkin melihat pesan ini sebagai evaluasi negatif anda sendiri dan mengatakan misalnya mereka akan mengacaukan jadwal lagi.
    • Faktor kawan atau lawan
    Faktor ini seringkali membuat kita mendistorsi pesan karena sikap kita terhadap orang lain.
    Sebagai contoh jika anda mengganggap X bodoh maka anda akan bersusah payah mencoba mendengarkan X secara obyektif. Anda harus berusaha keras untuk mendengar dan mengevaluasi apa yang dikatakannya secara adil dan tanpa prasangka.

    BERBAGAI CONTOH EFEK MEDIA YANG SECARA EMPIRIK TIDAK DIHARAPKAN CENDERUNG MERUSAK

    1.Penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat berubaha dari tradisional ke modern, dari modern ke postmodern dan dari taat beragama ke sekuler
    2. Media massa kapitalis memicu hilangnya berbagai bentuk kesenian dan budaya dimasyarakat yang mestinya dipelihara
    3. Efek media sering secara brutal menyerang seseorang dan merusak nama baik orang lain
    4. Terjadinya perilaku imitasi yang kadang menjurus pada peniruan hal yang buruk
    5. Persaingan media yang tidak sehat menyebabkan media mengorbankan idealismenya yang justru menyerang norma-norma sosial sehingga menyebabkan terciptanya perilaku pelanggaran norma sosial bahkan terciptanya perilaku disorder
    6. Penyebaran pemberitaan pornografi menyebabkan lunturnya lembaga perkawinan dan norma seks keluarga di masyarakat bahkan memicu terbentuknya perilaku penyimpangan seksual di masyarakat
    7. Berita kekerasan dan teror di media telah membentuk ‘ketakutan massa’ di masyarakat
    8. Media massa kapitalis telah sukses mengubah masyarakat dari kota sampai ke desa, menjadi masyarakat konsumerisme dan masyarakat pemimpi, masyarakat yang hidup dalam seribu satu malam tanpa harus bekerja keras.
    9. Media massa cenderung menjadi alat provokasi sebuah kekuasaan sehingga efek media massa menindas rakyat, bahkan dalam skala luas media massa menjadi alat kolonialisme modern dengan memihak kepada suatu negara adidaya, dan menjadi genderang perang untuk memerangi negara-negara kecil dan miskin

    Jumat, 08 Oktober 2010

    CULTURE SHOCK ATAU GEGAR BUDAYA

    By: Dwi Kartikawati, S.Sos,M.Si

    Jika seseorang memasuki alam kebudayaan baru, maka timbul semacam kegelisahan dalam dirinya. Sebetulnya kecenderungan untuk mengalami hal seperti itu adalah alamiah. Akan tetapi kadang-kadang kegelisahan tersebut berubah menjadi rasa takut, frustasi dan tidak percaya diri. Maka hal ini disebut sebagai mengalami culture shock atau gegar budaya. Yaitu masa khusus transisi serta perasaan –perasaan unik yang timbul dalam diri orang setelah ia memasuki kebudayaan baru. .

    Orang yang mengalami fenomena culture shock menurut Dodd dalam Ilya (KAB, hal 110) ini akan merasakan gejala-gejala fisik seperti gejala-gejala fisik seperti pusing, sakit kepala, sakit perut, tidak bias tidur, ketakutan yang berlebihanterhadap hal-hal yang kurang bersih, kurang sehat, tidak berdaya, dan menarik diri, takut ditipu, dirampok, dilukai, melamun, kesepian, disorientasi dan lain-lain.Lebih jauh Dodd menjelaskan ada beberapa tahapan dalam culture shock ini antara lain:
    1. harapan besar (eager expectations)
    yakni orang tersebut merencanakan untuk memasuki kebudayaan kedua atau kebudayaan baru. Rencana tersebut dibuatnya dengan bersemangat walaupun ada perasaan was-was dalam menyongsong kemungkinan yang bias terjadi.Sekalipun demikian dia optimis menghadapi masa depan yang perencanaan selanjutnya
    2. semua begitu indah (everything is beautiful)
    yakni segala sesuatu yang baru terasa menyenangkan. Walaupun mungkin beberapa gejala seperti tidak bias tidur atau perasaan gelisah dialami, tetapi rasa keingintahuan dan antusiasme dengan cepat dapat mengatasi perasaan tersebut. Para ahli menyebut masa ini dengan masa bulan madu. Menurut penelitian masa ini berlangsung beberapa minggu sampai enam bulan.
    3. semua tidak menyenangkan (everything is awful)
    masa bulan madu telah usai. Sekarang segala sesuatu tidak menyenangkan. Setelah beberapa lama ketidakpuasan, ketidaksabaran, kegelisahan mulai terasa. Nampaknya semakin sulit berkomunikasi dan segalanya terasa asing. Orang mulai depresi dan frustasi.
    4. semua berjalan lancar.( everything is ok)
    setelah beberapa saat kemudian orang tersebut menemukan dirinya dalam keadaan dapat menilai hal yang positif ataupun negative secara seimbang.Ia juga mulai terbiasa dengan makanan, pemandangan , suara, bau, perileku nonverbal masyarakat setempat,.

    Dalam hal ini perlu dicatat bahwa tidak semua orang yang memasuki kebudayaan baru mengalami hal-hal sama seperti di atas, dengan urutan tahapan demikian. Orang dapat mengalami culture shock dalam tahapan yang berbeda-beda.

    Sumber bacaan
    Deddy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat (ed), ,Komunikasi Antar Budaya, Bandung :
    Rosdakarya, 2003.
    Sunarwinadi, Ilya, Komunikasi Antar Budaya,PAU Ilmu-Ilmu Sosial,UI
    Gudikunst, William B,&Young Yun Kim, Communications with Strangers: An
    Approach to Intercultural Communications, edition 3, Massachussetts: Mc
    Graw-Hill 1997
    Rumondor, Alex H, Komunikasi Antar Budaya, Universitas Terbuka, 2005

    Rabu, 06 Oktober 2010

    TIPOLOGI DAMPAK MEDIA MASSA

    Berbicara mengenai dampak media massa pada khalayak adalah berbicara mengenai tipe khalayak pasif dan khalayak aktif. Adapun khalayak pasif memahami bahwa masyarakat dapat dengan mudah dipengaruhi oleh arus langsung dari media, sedangkan khalayak aktif menyatakan bahwa khalayak memilki keputusan aktif tentang bagaimana menggunakan media massa.
    Ada tiga perspektif dalam memandang kajian interaksi audience dengan khalayak yaitu:

    1. Individual Difference Perspective
    2. Social Categories Perspective
    3. Social Relation Perspektive


    Individual Difference Perspective
    Perspektif ini memandang bahwa sikap dan organisasi personal-psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut.Berdasarkan ide dari stimulus response maka perspektif ini menganggap bahwa tidak ada audience yang relatif sama maka kebutuhan akan media berdasrkan kondisi psikologis individu itu yang berasal dari pengalaman masa lalunya.

    Social Categories Perspective
    Perspektif ini menganggap bahwa di masyarakat terdapat kelompok kelompok sosial yang didasarkan pada karaktersitik umum seperti usia, pendidikan, jenis kelamin dll. Masing-masing kelompok cenderung mempunyai kesamaan norma sosial, nilai dan sikap. Sehingga berdasarkan perspektif ini pemilihan dan penafsiran isi media dipengaruhi oleh pendapat dan kepentingan yang ada dan oleh norma norma kelompok sosial

    Social Relation Perspektive
    Perspektif ini menyatakan bahwa hubungan secara informal mempengaruhi audience dalam merespon pesan media massa.Dampak komunikasi massa yang diberikan diubah secara signifikan oleh individu-individu yang mempunyai kekuatan hubungan sosial dengan audience.

    TIPOLOGI KEBUTUHAN KHALAYAK

    Menurut Rahmad (Effendy, 2000: 294)
    ada 5 yaitu

    1. Lingkungan kognitif needs
    Yaitu kebutuhan yang terkait untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pemahaman akan lingkungan, sebagai contoh seseorang individu mengkonsumsi media massa tertentu karena adanya kebutuhan kognitif tertentu.

    2. Afektif needs
    Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional

    3. Personal integratif needs
    Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual, dalam hal ini muncul hasrat akan harga diri

    4. Social integrative needs
    Yaitu kebutuhan sosial secara integratif, merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

    5. Escapist needs
    Yaitu kebutuhan pelepasan) merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindari ketegangan-ketegangan hasrat akan keanekaragaman

    Selasa, 05 Oktober 2010

    KAJIAN BUDAYA SEBAGAI GAGASAN POSTMODERN PADA TRADISI KRITIS

    By: Dwi Kartikawati

    Salah satu tradisi dalam ilmu komunikasi adalah tradisi kritis. yang memandang bahwa proses sosial terjadi disebabkan oleh berbagai sumber, sehingga para pemikir kritis menguak kekuatan yang menindas dengan membongkar isi perjuangan atas kekuatan yang berlawanan. Aliran postmodern ini adalah ada pada tradisi ini disamping modern, post strukturalisme dan postkolonialisme. Dalam post modern didasari oleh gagasan bahwa realitas sosial itu tetap dihasilkan, dihasilkan kembali, dan diubah dengan penggunaan bahasa dan penggunaan simbol simbol lain.Salah satu yang penting hal ini adalah pada area yang disebut kajian media.

    Kajian budaya meliputi berbagai investigasi tata cara budaya yang dihasilkan melalui sebuah perjuangan di antara ideologi-ideologi. Asal tradisi ini adalah du urai dari tulisan Richard Hoggart dan Raymond William pada tahun 1950an yang menguji kelas pekerja Inggris setelah Perang Dunia II.Apabila diamati sebenarnya kajian ini bernilai reformis yaitu mengkaji adanya perubahan. Adapun perubahan disini menurut Foss(2009:477) yaitu a. perubahan dengan mengidentifikasi kontradiksi dalam masyarakat, resolusi yang akan membawa perubahan positif, sebagai lawan dari yang menindas, b. dengan memberikan interpretasi yang akan membantu manusia memahami dominasi dan perubahan yang diinginkan.  

    Dalam pengamatan yang lebih cermat lagi adalah bahwa dalam perkembangan komunikasi massa mutakhir sekarang, maka media menjadi alat yang sangat luar biasa bagi ideologi dominan. media itu telah membuka kesadaran dan berpotensi membangkitkan adanya isu kelas, relasi, kekuasaan, dominasi . Dalam  hal ini secara tidak langsung media memproduksi budaya. Media memiliki peran penting dalam diseminasi informasi  yang menyajikan sebuah cara memandang realitas. Media kita yang paling mudah diamati, dilihat dan ditonton yaitu salahsatunya adalah media televisi. manusia menonton televisi setiap hari, membuat mereka bagian dari budaya. dalam media ini diproduksi penciptaan perselisihan, memproduksi ulang budaya atau justru mengubah budaya. Dalam hal ini televisi adalah adalah mekanisme untuk pembentukan ideologi.

    Dengan demikian sebetulnya banyak ruang dalam era sekarang ini yang perlu ditelaah dalam fenomena komunikasi. jadi kita sadar bahwa komunikasi itu bukan hanya sekedar alat bantu untuk menyebarkan informasi tetapi lebih dari itu. karena kita dapat membangun dunia sosial ini berdasarkan bentuk komunikasi yang kita gunakan untuk interaksi. Selamat mengkaji dengan tradisi ini....

    Minggu, 26 September 2010

    BELAJAR MENGAKUI KESALAHAN DAN BELAJAR UNTUK TIDAK MENYALAHKAN ORANG LAIN

    Dalam kehidupan kita, entah dalam relasi antar pribadi kita dengan orang lain, antara anak dengan orang tua ataupun relasi suami istri ataupun dalam relasi antara majikan buruh, dalam lingkup kantor dan lain sebagainya, hampir dikatakan sering melakukan yang namanya"selalu menyalahkan orang lain".Begitu mudahnya kita melemparkan kesalahan pada orang lain.Hal tersebut terkadang sudah mendarah daging.Sungguh menyedihkan semua mencari pembelaan pada diri sendiri tanpa melihat terlebih dahulu kepada masalah yang sesungguhnya. Apabila dikaji lebih mendalam, jangan-jangan sikap melemparkan kesalahan tersebut memang diawali ketika kita kecil dan terbiasa menyalahkan dan lmelempar kesalahan pada orang lain. Sesungguhnya pada saat kita melemparkan kesalahan pada orang lain tersebut kita mungkin akan merasa aman dan menang tetapi sebetulnya kita telah membohongi diri kita sendiri. Apakah kita tidak merasakan perasaan orang lain yang kita salahkan . Cobalah apabila kita berada pada sisi orang lain yang kita salahkan. Sakit, marah, kesal, kecewa bukan? Bisa kita ambil contoh: relasi kita dengan anak kita. Anak kita mengeluh dan minta maaf telah berbohong , tetapi kita langsung menyalahkannya. Ataupun relasi suami istri, ini juga sering dilakukan sehingga justru memicu konflik. Apalagi dalam relasi di organisasi. Begitu seringnya pimpinan menyalahkan bawahan dan sebaliknya.

    Sebetulnya kita harus belajar untuk menerima kesalahan kita. Karena dengan keslahan tersebut kita justru mendapat pelajaran yang luar biasa berharga. Apabila kita berlatih menumbuhkan sikap sportif pada diri kita sendiri maka lingkungan kita juga pasti akan menghargai kita. Pasti akan memperoleh tanggapan yang baik.
     Begitu indah nya dunia ini apabila kita tidak saling menyalahkan dan selalu bersikap sportif dan jujur pada diri kita dan orang lain. Karena kita tahu bahwa kita ingin diperlakukan orang lain sebagaimana orang lain memperlakukan kita.  Tetapi hal itu memang tidak dapat dengan mudah kita lakukan. Karena hal tersebut terkadang sudah menjadi candu dan berulang kali kita lakukan. Tetapi semuanya itu perlu belajar. Kita selalu berusaha untuk mencapai itu, karena kita juga tidak ingin perasaan kita sakit sebagaimana yang dirasakan oleh orang yang selalu kita salahkan. Semoga kita dapat mencapai hal itu. Selamat Mencoba....




    Minggu, 19 September 2010

    TIP UNTUK MEMANAGE KESEDIHAN DENGAN CARA POSITIF JANGAN DIPENDAM!!!

    Perjalanan kehidupan ini tidak selalu mulus. Ibarat roda kadang ada di putaran bawah kadang ada di putaran atas. Tak luput kita manusia terkadang diliputi  sedih entah karena berbagai sebab. Sebenarnya kesedihan itu adalah fitrah.Tetapi bukan berarti pengungkapan kesedihan itu harus dengan merugikan diri kita sendiri. Salah satu yang dapat dilakukan untuk mengungkapkan kesedihan itu adalah :
    1. Tidak ada salahnya mengungkapan kesedihan dalam bentuk tangisan, ini adalah manusiawi. Karena biasanya kita mengalami kesedihan itu yang paling mudah terasa menusuk hati kita adalah tetesan air mata kita.Walaupun dengan tangisan itu tidak membuat situasi berubah tetapi paling tidak emosi kita terpenuhi dan termampatkan.
    2. Tidak ada salahnya pula mengungkapkan kesedihan itu dengan membuat tulisan curahan hati, karena banyak orang yang tidak mampu berkata-kata panjang selain menulis dan menangis tentunya.
    3. Tidak ada salahnya pula kita curhat kepada yang kita percaya. Tetapi hal ini mesti dilakukan dengan hati-hati. Kalau tidak tepat memilih orang maka justru makin memperkeruh keadaan.
    4. Cobalah melihat orang lain yang mengalami hal yang lebih menyedihkan dari kita. Insayaalloh hal ini akan membuat kita lebih kuat dalam hal apapun. Tengoklah ke bawah jangan ke atas.
    5. Curhatlah kepada Tuhan YME dengan sholat dan berdoa. Dengan melakukan ini insyaalloh semuanya akan lebih mudah kita terima dan akan mengurangi kesedihan kita.
    6. Tidak ada salahnya kita melakukan hal-hal yang menyenangkan kita untuk melupakan kesedihan kita. Tetapi harus melakukan hal-hal yang baik.
    Kita tahu bahwa kesedihan dan kebahagiaan yang kita alami dan kita rasakan adalah bagian dari bumbu dalam menjalani kehidupan. Insyaalloh justru ini adalah bagian dari upaya menuju kehidupan yang senyatanya. Life is beautiful. Semoga bermanfaat ....Teruntuk yang lagi mengalami kesedihan....

    Sabtu, 04 September 2010

    LEBARAN SEBAGAI MOMENT PENTING DALAM PENCIPTAAN MANUSIA UNIVERSAL

    Setelah melalui bulan suci Ramadhan ini maka umat Islam akan kembali ke fithrah dan merayakan Hari Raya Idhul Fitri. Dalam moment tersebut kita umat Islam terutama saling bermaaf-maafan atas kesalahan kita dimasa lalu. Apabila dicermati maka pada moment lebaran ini adalah saat yang sangat menyenangkan bagi siapapun, tak terkecuali yang bukan beragama Islam.

    Pada masa liburan tersebut ada kesempatan bagi siapapun untuk rehat sejenak atas rutinitas yang telah dilakukan selama bulan-bulan sebelumnya. Kata Ied menurut bahasa Arab yang menunjukkan sesuatu yang kembali berulang-ulang, yang berasal dari kata AL 'Aud dan memiliki makna karena pada tersebut Alloh memilki berbagai macam kebaikan yang diberikan untuk hamba-hambaNya antara lain bolehnya makan dan minum setelah sebulan dilarang darinya, zakat fithri, penyempurnaan haji dengan thowaf, dan penyembelihan daging kurban, dan lain sebagainya.Pada hari Raya Umat Islam Idhul Fitri ini, di daerah-daerah khususnya daerah Jawa, Sumatra, dan lain-lain berkumpul dengan keluarga  baik yang sebelumnya melakukan mudik(baca: tentang mudik di blog penulis sebelumnya) ataupun yang memang ada di daerah setempat. Ucapan mohon maaf lahir bathin berkumandang dimana-mana. Untuk kalangan anak muda mengucapkan 'kosong-kosong dan lain-lain dengan maksud saling memaafkan sehingga tidak ada lagi kesalahan.

    Dalam suasana lebaran tersebut terasa akan lebih bermakna apabila diiringi dengan semangat solidaritas bersama dalam upaya membebaskan bangsa dari keterpurukan. Hal ini selaras dengan pernyataan Prof Buya Hamka, Distribusikan kebahagiaan itu pada mereka yang memerlukan, santunilah yang tidak mampu, tolonglah yang lemah dan bebaskan yang menderita(www.maulanusantara.com) . Sehingga tidak ada salahnya kalau pada moment lebaran ini dijadikan sebagai moment penting dalam menciptakan manusia universal. Karena kita ketahui bahwa ternayata ucapan bermaaf-maafan ini  dilakukan pula secara universal sebagai bentuk penghormatan pada agama Islam yang merayakan, dimana agama adalah salah satu unsur budaya. Untuk itu hal ini memberikan isyarat bahwa sungguh penting adanya manusia manusia universal sdalam konteks manusia antar budaya .

    Kita pahami bahwa manusia yang seperti itu adalah tidaklah berarti seberapa banyak manusia itu ahu tetapi seberapa dalam dan luas intelektualitas yang dimiliki dan bagaimana manusia tersebut dapat menghubungkan dengan masalah-masalah penting yang universal. , tanpa menghilangkan perbedaan-perbedaan budaya tanpa mengilangkan identitas kita. Tidak pula berarti berbuat seperti orang Roma jika berada di Roma, tidak.Yang paling utama adalah kita berperilaku dengan cara-cara yang dapat diterima budaya orang lain tapi juga diterima budaya kita sendiri. Maka dalam moment lebaran ini kita dapat menjadi manusia antarbudaya, sementara kita menjadi manusia Indonesia yang menganut suatu agama.Kita tidak akan memaksakan kehendak kita pada orang lain tetapi justru kita memberikan penghormatan yang utama pada budaya dan agama orang lain. Dengan moment bermaaf-maafan itu kita secara tidak langsung telah berlatih menjadi manusia universal yang memandang bahwa manusia itu adalah sederajat, tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi dalam tataran harta, status, dan lain-lain.

    Moment lebaran ini justru merupakan moment menbahagiakan bagi siapa saja untuk menciptakan manusia-manusia yang memberikan penghormatan yang tinggi pada manusia lainnya. Semoga kita dapat meresapi momet lebaran ini dengan penuh khidmat, tanpa melupakan orang lain di sekitar kita siapapun dia yang membutuhkan uluran tangan kita . Semoga.........   

    Jumat, 03 September 2010

    MUDIK MENGANDUNG BENTUK INDENTITAS BUDAYA

    Kita dan siapapun tahu, apabila bertemu dengan seseorang maka biasanya ada pertanyaan,tentang 'asal' kita darimana. Budaya Indonesia telah ,mengenal 'asal' tersebut sebagai sebuah pandangan bahwa setiap orang memiliki asal usul yang terkadang dinilai sebagai tradisional. Fenomena 'mudik' yang sering dilakukan sebagian masyarakat kita menjelang lebaran inilah yang memberi peneguhan pada 'asal' tersebut. Mudik yang diartikan sebagai pulang ke udik (kampung) sebetulnya telah menjadi sebuah 'fungsi komunikasi ritual, yang dilakukan oleh sebagian masyarakat kita. Sehingga fungsi ini bisa digabungkan sebagai fungsi komunikasi ritual plus melibatkan masyarakat secara sosial. Kenapa tidak?ya, karena rata-rata fenomena mudik ini dilakukan secara massal walaupun ada yang pribadi-pribadi tetapi ketika bergabung dalam satu perjalanan menjadi bermakna sosial. Mudik yang dilakukan oleh masyarakat kita tidak hanya berlangsung di Jawa, tetapi juga Sumatra, sampai    dengan yang dari luar negeri sekalipun. Sehingga dapat disimpulkan apabila mudik itu mengandung bentuk identitas budaya. Pengertian identitas (Liliweri, Alo, 2007:69)secara etimologis identitas berasal dari kata identity yang berarti:
    1. kondisi atau kenyataan tentang sesuatu yang sama, suatu keadaan yang mirip satu sama lain
    2. kondisi atau fakta tentang sesuatu yang sama diantara dua orang atau dua benda
    3. kondisi atau fakta yang menggambarkan sesuatu yang sama diantara dua orang
    4. pada tataran tehnis pengertian etimologis di atas hanya sekedar menunjukkan tentang suatu kebiasaan untuk memahami identitas dengan kata identik bahwa sesuatu itu mirip satu dengan yang lain.
    Pada tataran hubungan antar manusia pengertian identitas ini menjadi lebih komplek. Tetapi hal ini akan mengantarkan kepada kita bahwa bagaimana kita meletakkan seseorang ke dalam tempat orang lain yang lebih dipahami dengan istilah komunikasi empatik, mampu berbagi perasaan, pikiran, rasadengan berbagai cara mengidentifikasi baik itu dengan panca indra melihat, mendengar, menggambarkan, memahami dan lain sebagainya. Sehingga identitas budaya itu akan muncul karena seseorang itu merupakan anggota kelompok masyarakat lainnya yang tentunya akan menerima dan mendapatkan pembelajaran tentang segala tradisi yang ada, sifat, agama, bahasa dan lain sebagainya. Betapa rasa akan kita rasakan ketika kita melakukan mudik ini. Pada setiap penjuru orang akan memahami kita karena kita sedang mudik dan lain-lain. Sehingga seharus nya apabila dalam mudik itu terkandung identitas budaya maka tidak ada alasan bagi kita bahwa dalam mudik itu terjadi konflik, perkelahian dan lain-lain. Seharusnya identitas budaya itu kita pegang kuat sehingga mudik itu tetap menjadi bagian yang menyenangkan . Walaupun terkadang sering kita temui di jalan yaitu terjadinya kecelakaan ataupun kelalaian manusia sendiri baik dari sisi kendaraan atau fisik. Tetapi identitas budaya yang menyatu itulah yang justru kental terasa bagi kita semua. Jadi tetap berada pada identitas kita untuk kembali ke 'asal' kita, paling tidak mengingatkan kita untuk tetap bersyukur kepadaNya atas perubahan yang lebih baik pada masa sekarang.....  Selamat mudik ya semua.....

    Selasa, 31 Agustus 2010

    RINDU KEHIJAUAN DAN SYUKURKU PADA LAUT

    Sejuknya nuansa alam yang sayup-sayup meratap
    KEHIJAUAN
    Setiap kali kaki ini melangkah melihat kehijauan, terasa hatiku tentram. Seolah-olah beban dunia yang terkadang menghimpit langsung lenyap seketika. Tetapi betapa sulitnya sekarang untuk mendapatkan kehijauan yang mampu membelai hati menjadi tenang....



    LAUT
    Desiran itu selalu mengingatkan kalau aku menyukaimu, dan inginku untuk datang membelai percikanmu, harum garammu, dan sayatan patah kayu di tepimu, dengan gelombang lembut yang terkadang nanar, tetapi tetap membuatku rindu padamu. Ketika sampai nanti aku akan mensyukuri semua itu melalui pandanganmu...Oh Laut..

    Senin, 30 Agustus 2010

    MASA DEPAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

    Ada empat dimensi dalam melihat masa depan komunikasi antar budaya ini, seperti yang dikatakan Samovar and Porter(2003:334)bahwa:
    1. adanya perbedaan budaya
    hal ini terlihat dari populasi yang semakin meningkat yang tentunya masing-masing
    semakin beragam pula budaya yang dimiliki.
    2. adanya masalah-masalah internasional
    banyaknya masalah-masalah interasional yang tentunya akan membuat bertambah pula
    permasalahan-permasalahan yang ada antara lain:
    a. meningkatkan kekerasan
    b. meningkatkan kemiskinan dan kelaparan
    c. polusi
    3. adanya budaya global
    Mc Luhan pernaha menyatakan bahwa dunia telah menjadi desa global (Global
    Village) sehingga terjadi homogenitas budaya.Mulai dari budaya coca cola, Big
    Mac, Worl Wide Web dan lain sebagainya.
    4. adanya identitas etnis dan budaya
    dengan adanya berbagai orang dengan beda budaya maka akan bayak berbeda pula
    etnis dan budaya yang ada. Kalau tidak dapat di atasi maka dapat memicu konflik

    Dari paparan di atas maka komunikasi Antar Budaya itu memiliki masa depan yang menjanjikan dalam rangka menciptakan dunia yang selalu memandang bahwa pernedaan adalah sebuah kekayaan dan keunikan dan tidak perlu memaksakan untuk menjadi persamaan tetapi sejauh mana kita dapat menghargai perbedaan itu demi terciptanya masyarakat yang damai. Untuk itu harapan terbesar adalah menjadikan manusia-manusia antar budaya yang baik pula. Amien.

    Jumat, 27 Agustus 2010

    FORMAT-FORMAT INTERAKSI DALAM KOMUNIKASI ORGANISASIONAL

    1.KOMUNIKASI ORGANISASI DYAD
    Kesuksesan pertemuan dalam hubungan yang bersifat dyadic dalam suatu organisasi terjadi ketika masing-masing memperlihatkan adanya saling kejujuran, kepercayaan dan cinta.dan sisanya adalah dengan keterbukaan dan bersifat permisif satu sama lain, sehingga dapat menumbuhkan dan mengembnagkan suatu kemanfaatan bagi para individu dan organisasi.
    Carl Rogers menyatakan bahwa hubungan interpersonal yang efektif terjadi ketika keduanya telah memenuhi kondisi-kondisi seperti di bawah ini
    1. adanya pertemuan secara personal dalam basis satu orang dengan satu orang
    2. adanya saling memahami dan saling berempati
    3. adanya saling menghormati secara hangat dan positif
    4. saling menghormati tanpa evaluasidan reservasi
    5. adanya perasaan keikhlasan, menerima dan berempati
    6. selalu memelihara keterbukaan dan iklim supportive yang mengurangi tendensi yang mengubah makna
    7. memperlihatkan perilaku yang dapat dipercaya sehingga menguatkan rasa aman
    Pace dan koleganya juga menambahkan dua kondisi dari hasil kerja Roger yaitu
    1. menerima secara bertanggungjawab apabila terjadi kesalahpahamanan dan secara aktif mencari kesamaan makna dan persepsi
    2. melengkapi tujuan dari interaksi interpersonal (kepuasan, konfirmasi diri dan konfirmasi dari lingkungan fisik, perubahan yang diinginkan dan produktiitas)

    Disini kita menjelaskan mengenai elemen penting yang disebut suatu iklim supportive dan iklim defensif.
    Menurut Jack Gibb ada beberapa karakter a defensive climate yaitu
    1. Evaluasi
    evaluasi artinya penilaian terhadap organg lain, memuji atau mengecam.Dalam mengevaluasi kita mempersoalkan nilai dan motif orang lain. Bila kita menyebutkan kelemahan orang lain, mengungkapkan betapa jelek perilakunya meruntuhkan harga dirinya kita akan melahirkan sikap defensif. kontrol dan
    2. strategy
    strategi adalah penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain.
    3. netralitas
    netralitas berarti sikap impersonal—memperlakukan orang lain tidak sebagai persona, melainkan sebagai obyek
    4. superioritas adalah sikap menunjukkan anda lebih tinggi atau lebih baik daripada orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekyaan atau kecantikan. Superioritas akan melahirkan sikap defensif., mengkomunikasikan perilaku superior dalam posisi, kekayaan, kemampuan intelektual dan karakteristik fisik, perasaan
    5. kepastian atau certainty, orang yang memilki kepastian bersifat dogmatis, ingin menang sendiri dan melihat perbedaan sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat diganggu gugat

    Iklim supportive memilki karakteristik-karakteristik:

    1. Deskripsi artinya penyampaian perasaan dan persepsi anda tanpa menilai
    2. Orientasi masalah
    perilaku kontrol artinya berusaha untuk mengubah orang lain, mengendalikan perilakunya mengubah sikpa, pendapat dan tindakannyaorientasi orientasi masalah
    3. Spontanitas artinya sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam
    4. Empati artinya memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita
    5. persamaan artinya sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis. Dalam sikap persamaan, amnda tidak mempertegas perbedaan.Status boleh jadi berbeda
    6. provisionalisme adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapat kita, untuk mengakui bahwa pendapat manusia adalah tempat kesalahan, karena itu wajar juga kalau satu pendapat dan keyakinannya bisa berubah.

    2. KOMUNIKASI ORGANISASI KELOMPOK KECIL

    Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka. Karakter-karakternya adalah sebagai berikut
    1. kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan, jumlahnya cukup kecil sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim dan penerima. Pada umumnya suatu kelompok kecil terdiri dari kira-kira 5 hingga 12 orang. Yang penting diingat bahwa setiap anggota harus bisa berfungsi sebagai sumber maupun penerima dengan relatif gampang.
    2. para anggota harus dihubungkan satu sama lain dengan beberapa cara sehingga perilaku anggota menjadi nyata bagi anggota lainnya
    3. diantara anggota harus ada beberapa tujuan yang sama
    4. para anggota kelompok harus dihubungkan oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi.

    TYPE-TYPE KELOMPOK
    Brooks mengidentifikasi 5 tipe kelompok dalam suatu organisasi yaitu:
    a. kelompok primer : biasanya individu dalam keluarga dan teman dekat
    b. kelompok kasual : biasanya untuk pertukaran ide-ide yang bermanfaat dan mengembangkan hubungan sosial yang sifatnya informal
    c. kelompok pendidikan : biasanya mengenai bernagai instruksi dan tentang pembelajaran
    d. kelompok terapeutik : biasanya oleh para pekerja social, psikolog, psikater dan konselor yang bertujuan adanya perubahan perilaku diantara klien mereka
    e. kelompok pemecahan masalah biasanya disusun untuk tugas yang spesifik

    FORMAT KELOMPOK KECIL
    Kelompok kecil melaksanakan kegiatannya dengan berbagai format. Format yang paling popular adalah
    1. panel atau meja bundar
    dalam format ini anggota kelompok mengatur diri mereka sendiri dalam pola melingkar atau semi melingkar. Mereka berbagai informasi atau memecahkan permaslahan tanpa pengaturan siapa dan kapan mereka bicara. Anggota akan memberikan kontribusinya jika mereka sendiri merasa layak untuk itu
    2. seminar
    dalam format ini anggota kelompok adalah para pakar dan berpartisipasi dalam format panel atau meja buindar. Perbedaannya adalah dalam seminar terdapat peserta yang naggotanya diminta untuk berkontribusi. Mereka bisa diminta untuk mengajukan pertanyaan atau memberikan beberapa umpan balik.
    3. symposium
    dalam format ini setiap anggota menyajikan presentasi yang telah disiapakan seperti halnya pidato didepan umum. Semua pembicara menilik dari aspek yang berbeda mengenai satu topik. Dalam simposium pemimpin akan memperkenalkan para pembicara mengatur alur dari satu pembicara ke pembicara lain dan bisa juga menyampaikan ringkasannya secara berkala.
    4. symposium-forum
    dalam format ini terdiri dua bagian yaitu simposiumn dengan pembicara yang sudah disipakan dan forum, yang mempersilakan para hadirin untuk mengjaukan pertanyaan dan dijawab oleh pembicara. Pemimpin akan memperkenalakan para pembicara dan menjadi moderator dalam acara Tanya jawab.

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL AKTIVITAS DARI KELOMPOK KECIL
    1. fungsi peran
    peranan dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu menyelesaikan tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang baik. Ada dua peranan yaitu:
    a. group task roles atau peranan tugas kelompok
    yaitu memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan mengkoordinasikan kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok
    b. group building or maintenance roles
    yaitu memelihara hubunagn emosional diantara kelompok
    2. conformity
    adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju(norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau yang dibayangkan.
    Sebagai gambaran adalah sebagai berikut bila sejumlah orang dalam kelompok melakukan sesuatu ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.
    3. kepemimpinan
    kepemimpinan adalah factor yang paling menentukan keefektifan kelompok
    4. jaringan
    5. pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
    ada model group problem solving yang dikembangkan oleh Brooks, Schein, Pace dan Boren yang mengikuti model asli dari Richard Wallen yaitu
    a. mengidentifikasi dan menganalisa maslah
    b. mengembangkan kemungkinan solusi-solusi
    c. mengevaluasi solusi-solusi yang dikembangkan
    d. menganalisa cost benefit
    e. membuat keputusan

    JARINGAN KOMUNIKASI
    Adalah pola-pola aliran komunikasi yang merupakan suatu system dari berbagai titik komunikasi untuk pengambilan keputusan.

    Macam jaringan
    Menurut Robert Townsend (1985) dalam Further Up the Organization, membicarakan tentang jaringan komunikasi sebagai pola interaksi manusia, adapun macam adalah sebagai berikut :
    1. Roda, semuanya merupakan kelompok lima orang dimana biasanya seorang anggotanya menjadi pemimpin merupakan pusat komentar dari setiap anggota kelompok. Karena pemimpin ada dalam jaringan ia bebas berkomunikasi dengan keempat anggota lainnyan tetapi mereka hanya dapat berkomunikasi dengan si pemimpin saja
    2. rantai, dalam jaringan ini tiga orang dapat berkomunikasi dengan yang disebelahnya tetapi yang dua orang hanya dapat berkomunikasi dengan seorang anggota lainnya
    3. Y, dalam jaringan ini mirip dengan jaringan rantai yaitu tiga dari lima orang hanya dapat berkomunikasi dengan seorang anggota lainnya. Berbeda dengan ketiga system tersebut yang dipusatkan dan cenderung mempunyai seorang pemimpin.
    4. Lingkaran, setiap orang dapat berkomunikasi dengan dua orang yang bersebelahan dengannya
    5. Semua saluran, dalam semua saluran komunikasi terbuka setiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota lainnya.

    PERANAN JARINGAN
    Ada enam peranan jaringan komunikasi yaitu
    1. opinion leader
    adalah pemuka pendapat atau pimpinan informal dalam organisasi. Mereka ini tidak selalu orang-orang yang memilki otoritas formal dalam organisasi tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka
    2. gate keeper
    adalah individu yang mengontrol arus informasi diantara anggota organisasi. Mereka berada ditengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada ornag lain atau tidak memberikan informasi. Gate jkeeper dapat menolong orang anggota penting organisasi untuk menghindarkan informasi yang terlalu banyak dengan hanya memberi informasi yang penting saja.
    3. cosmopolities
    adalah individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya, mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada dalam lingkungannya dan memberikan informassi mengenai organsiasi kepada ornag-ornag tertentu pada lingkungannya
    4. bridge
    adalah anggota kelompok atau klik dalam satu organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lainnya. Individu ini membantu saling memberi informasi diantara kelompok-kelompok dan mengkoordinasi kelompok.
    5. liaison
    yaitu sama peranannya dengan bridge tetapi individu iotu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi dia merupakan penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi yang relevan diantara kelompok dalam organisasi.
    6. isolate
    adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan orang lain dalam organisasi.Orang-orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau diasingkan oleh teman-temannya.

    3. KOMUNIKASI ORGANISASI PUBLIK
    Melibatkan pertukaran pesan dari organisasi ke audience atau publik. Yang bisa internal ataupun eksternal. Medium dari komunikasinya dapat face to face atau melalui saluran bermedia.Suatu organisasi perlu berkoordinasi dengan publik dan berusaha mengkomunikasikan secara sinergi dengan publik internal maupun eksternal.
    Menurut Zelko dan Dance komunikasi internal digunakan untuk memperbaiki efisiensi dalam operasional didalam organisasi. Tetapi Daniel dan Spiker mencatat bahwa ini termasuk berbagai aspek dalam komunikasi organisasi dari fungsi managemen dan sumber daya manusia. Yaitu orientasi, keamanan, kompensasi dan benefit, pelatihan dan pengembangan dan perbaikan moral pekerja dan kepuasan kerja.
    Komunikasi publik eksternal termasuk:
    1. korporat/komunikasi citra/image organisasi
    2. isu dan opini publik
    3. komunikasi komersial yang mempromosikan produk atau jasa.

    BEBERAPA KEMUNGKINAN/CONTINGENCIES YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
    Ada beberapa factor kemungkinan yang mempengaruhi seluruh publik komunikasi organisasi . Atau hubungan antara kemungkinan factor eksternal dengan macam publik dalam organisasi yang harus dihadapi yaitu
    1 factor ekonomi yaitu sejumlah stabilitas dalam kompetisi pasar dan berpengaruh pada sumber modal yang tersedia bagi organisasi
    2 faktor tehnologi yaitu tingkatan inovasi dalam penelitian dan pengembangan ilmu dan tehnologi yang mempengaruhi organisasi
    3 faktor legal faktor sosiopolitik budaya yaitu berkaitan dengan aturan, petunjuk atau undang-undang yang berlaku local, tingkat negara dan lain-lain
    4 faktor lingkungan dan kesehatan yaitu tingkat pengaruh dari iklim, geografi, populasi, energi yang tersedia bagi organisasi

    HAL HAL YANG MEMBEDAKAN KOMUNIKASI ORGANISASI PUBLIK DENGAN KOMUNIKASI DYAD DAN KELOMPOK KECIL
    1. komunikasi adalah lebih berorientasi pada sumber (pembicara)
    kalau dalam komunikasi organisasi dyad dan kelompok kecil hubungan bersifat resiprokal anata sumber dengan penerima sedangkan dalam komunikasi organisasi publik lebih menekankan pada pembicara dimana pembicara/speaker lebih mendominasi
    2. mencakup sekelompok besar penerima yang dilibatkan.
    Dalam hubungan dyad dan kelompok kecil tidak mencakup publik yang luas karena hanya terdiri tidak lebih dari tujuh anggota. Dan ketika komunikasi dengan tatap muka dengan semua anggiota menjadi sulit dan tidak mungkin maka perlu dipertimbangkan dengan komunikasi publik sehingga pembicara dapat mengakomodasi kelompok yang luas tersebut
    3. ada sedikit interaksi antara pembicara dan pendengar
    Menurut Brook tidak mungkin memahami masing-masing individu secara spesial seperti dalam hubungan dyad atau kelompok kecil.
    4. bahasa adalah lebih umum
    dalam komuniaksi organisasi publik pemnbicara harus menggunakan bahasa yang umum karena besarnya audience.

    BEBERAPA TYPE AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASIONAL PUBLIK
    Beberapa aktivitas dalam komunikasi organisasi publik yang popular (Goldhaber, 1993:301)
    Aktivitas internal Aktifitas eksternal
    Supervisory Meeting or departement head
    Suggestion System
    Organization meetings(boss talks, jobholders meeting)
    Union meeting
    Grapevine
    Social Functions (picnics, holiday parties, awards banquets, etc)
    Oral tehnical report and presentations
    Training programs
    Orientation sessions
    Briefing and information sessions Goodwill speeches
    Commercial speeches and advertising
    Political speeches
    Loobying
    Civic and social club presentations
    Formal public speech (special occasion)
    Television and radio interviews
    Testimony before legislative bodies
    Addresses to stockholders


    MENGAPA ORGANISASI MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ORGANISASI PUBLIK
    1. untuk menciptakan, memperkuat dan mendefinisikan kembali citra mereka terutama dimata para publiknya
    2. mempengaruhi legislative dan isu-isu lain yang penting bagi organisasi mereka
    3. mempromosikan produk-produk atau jasa –jasa yang diproduksinya
    4. mengkomunikasikan dengan pihak publik internal dan eksternal

    Sumber:
    Goldhaber, Gerald, Organizational Communication, six edition, McGraw, 1993

    KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA :KECAKAPAN EMPATIK DALAM MENGATASI PERBEDAAN

    Globalisasi ditandai dengan semakin maraknya interaksi antar budaya. Hal ini bisa dipahami seiring pesatnya perkembangan tehnologi dan komunikasi yang memungkinkan terbukanya keran komunikasi dan tersebarnya informasi sehingga interaksi antarkultural yang tanpa batas sangat mungkin dilakukan. Tetapi yang menjadi masalah adalah bahwa upaya interaksi yang terjadi antar kultural tersebut seringkali menimbulkan pemahaman yang berbeda terhadap perbedaan budaya. Beda budaya inilah yang terkadang disikapi dengan tidak bijak.

    BEDA BUDAYA DAN KOMUNIKASI

    Ketika pertama kali kita mengadakan kontak dengan orang yang kita sebut sebagai stranger maka muncul dibenak kita bahwa mereka berbeda dengan kita dan yang lebih rawan lagi mereka bukan kelompok kita dan kita harus berjaga-jaga. Menurut Simmel konsep strangers adalah bahwa mereka merupakan representasi yang mengandung gagasan antara ‘kedekatan’karena secara fisik memang dekat dan gagasan ‘kejauhan’ karena mereka memiliki nilai-nilai yang berbeda dan jalan yang berbeda pula mengenai apa yang dikerjakan.Secara fisik mereka ada dan berpartisipasi dalam situasi dan waktu yang sama pula berada diluar situasi karena mereka bukan anggota kelompok. Pada saat pertemuan dengan strangers terjadi muncul kecemasan-kecemasan dalam berinteraksi. Kita akan melakukan prediksi-prediksi perilaku terhadap mereka. Dalam tataran komunikasi antarbudaya seperti yang dinyatakan oleh Miller dan Steinberg kita menggunkan tipe data cultural yaitu data-data kultural ini digunakan untuk memperkirakan perilaku dari budaya kita dan budaya orang lain.
    Ada dua faktor yang mempengaruhi keakuratan prediksi kita ketika menggunakan data kultural yaitu (1) Banyaknya pengalaman pada level kultural yang kita punya. Yaitu tergantung pengalaman kita tentang budaya mereka.(2) Kesalahan yang dibuat karena kita tidak menyadari pengalaman budaya dari stranger tersebut atau karena kita memprediksi dengan pengalaman dasar budaya yang berbeda dari seseorang yang kita gunakan. Disamping itu data prediksi sociological hal ini berdasarkan pada anggota anggota dari stranger atau aspirasi-aspirasi dalam kelompok sosial tersebut. Prediksi kita pada level sosiological contohnya berdasar pada keanggotaan stranger dalam kelompok politik atau sosial. Peran yang diberikan, gender mereka atau etnis mereka. Kesalahan dalam membuat prediksi pada kenyataannya bahwa stranger adalah anggota kelompok dan ketika kita berkomunikasi dengan mereka kita tidak selalu yakin dengan norma-norma kelompok dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku mereka. Pertemuan dengan orang asing membawa kejutan (ketidakpastian) dan tekanan (kecemasan). Beberapa kejutan dapat mengguncang konsep diri kita dan identitas budaya kita dan membawa kecemasan sementara yang tidak beralasan. Ketika kita asing dengan budaya tertentu tentu kita mengkonfrontasi situasi tersebut dimana kondisi mental dan prilaku kebiasaan kita dipertanyakan.Termasuk situasi yang memproduksi konflik dimana kita dikuatkan secara temporer untuk mengetahui identitas kita dengan pola budaya yang disimbolisasi tentang siap kita dan kita ini apa.Culture Shock adalah Reaksi terhadap situasi yang baru disebut sebagai culture shock atau guncangan budaya. Oberg (1958) adalah orang pertama yang memperkenalkan terminologi culture shock /guncangan budaya, yang berhubungan dengan pengalaman antropolog yang harus belajar mengatur pelanggaran realitas sosial mereka dalam norma, nilai, sosial yang asing. Pelanggaran ini mewakili tantangan terhadap sosialisasi utama mereka. Lundstedt (1963) menggambarkan guncangan budaya sebagai bentuk kegagalan adaptasi diri, reaksi terhadap kegagalan sementara terhadap penyesuaian dengan lingkungan dan masyarakat yang baru.
    Prediksi ini berdasarkan pada orang-orang yang spesifik yang berkomunikasi dengan kita. Ketika menggunakan data ini kita concern pada bagaimana orang-orang ini berbeda dan sama dari anggota lain dari budaya dan kelompok yang mereka miliki.Menurut Stephan dan Stephan dalam Gudikunst kita merasa takut pada konsekuensi negatif ketika berinteraksi dengan strangers yaitu (1) Kita merasa takut konsekuensi negatif untuk konsep self kita. Kita juga takut kehilangan self esteem yang akan mengancam identitas sosial kita dan kita merasa bersalah kalau kita berkelakuan yang menyakiti strangers.(2) Kita merasa takut konsekuensi perilaku negatif kita. Kita merasa mereka akan mengeksploitasi kita, mengambil keuntungan, mencoba mendominasi kita, dan juga khawatir terjadinya konflik verbal.(3) Kita takut mengevaluasi negatif para strangers.(4) Kita takut dievaluasi negatif oleh anggota ingroup kita.kita takut dicela, kita ditolak anggota grup kita, mendapat sanksi dan lain sebagainya.
    Kecemasan-kecemasan yang mendera tatkala terjadi pertemuan budaya juga dimaknai dengan seberapa besar derajat homofily dan heterofily dari masing-masing budaya. Apabila kita merujuk pada model komunikasi Gudikunt dan Young Yun Kim Dalam keadaan apapun manusia dalam kehidupan akan memaknai apa yang kita sebut sebagai symbol-simbol. Menurut Arnold Rose dalam Ridwan Usman (2001:33) menyebutkan proposisi proposisi (1) manusia hidup dalam suatu lingkungan symbol-simbol. Manusia memberikan tanggapan-tanggapan terhadap tantangan yang bersifat fisik, misalnya terhadap panas dan dingin. Tetapi keistimewaan manusia terletak pada kemampuan mengomunikasikan simbol-simbol itu secara verbal melalui pemakaian bahasa (2) melalui symbol-simbol manusia berkemampuan menstimulir orang lain dengan cara-cara yang mungkin berbeda dari stimuli yang diterimanya dari orang lainitu. (3) melalui komunikasi symbol-simbol dapat dipelajari cara-cara tindakan orang lain,(4) simbol makna serta nilai-nilai yang berhubungan dengan mereka tidak hanya terpikirkan oleh mereka dalam bagian yang terpisah tetapi selalu dalam bentuk kelompok, yang kadang-kadang luas dan komplek. Gudikunt(1995) berargumentasi bahwa keefektifan komunikasi dengan orang asing adalah suatu fungsi dari kemampuan kita untuk mengatur kecemasan dan ketidakpastian kita. Riset dari Hubbert, Guerrero dan Gudikunt mengindikasikan bahwa kualitas yang diterima dan keefektifan komunikasi yang diterima dipengaruhi oleh sejumlah adanya kecemasan dan ketidakpastian dalamn ineteraksi. Kecemasan dan ketidakpastian yang sedikit paling besar diterima kualitas dan keefektifannya dari komunikasi
    Menilik pada sejarah manusia menurut Fuad Hasan bahwa timbul-tenggelamnya kebudayaan sangat dipengaruhi oleh apa yang tenjadi dalam pertemuan antarbudaya, yaitu sejauh mana satu di antara fihak yang saling bertemu kurang atau tidak lagi memiliki ketahanan budaya (cultural resilience). Kebudayaan adalah suatu daya yang sekaligus tersimpan (latent) dan nyata (actual). Demikianlah kebudayaan mengandung dua daya sekaligus, yaitu sebagai daya yang cenderung melestanikan dan daya yang cenderung berkembang atas kemekarannya sendiri. Antara kedua daya inilah tiap masyarakat pendukung kebudayaan tertentu berada; satu daya mempertahankannya agar lestani dan daya lainnya menariknya untuk maju; Dalam kondisi demikian itulah pertemuan antar¬budaya sangat berpengaruh atas perimbangan antara kedua daya tersebut. Sampai batas tertentu dan saling-pengaruh yang terjadi itu dapat terpantul seberapa tinggi derajat kesadaran dan tingkat ketahanan budaya masing-masing fihak yang saling bertemu.

    TEMA POKOK YANG MEMBEDAKAN KAB DENGAN KOMUNIKASI LAINNYA
    Dan yang paling utama adalah memang perlunya pemahaman mengenai berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dengan berbagai latar budaya yang berbeda sehingga mengakibatkan urgensinya pemahaman intercultural atau komunikasi antar budaya ini. Maka perlu kiranya kita membedakan komunikasi antar budaya dari komunikasi lain pada umumnya. Adalah menurut Ilya(dalam Komunikasi Antar Budaya:FISIP UI) adalah derajat perbedaan latar belakang pengalaman yang relatif besar antara para komunikatornya yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan kebudayaan. Sebagai asumsi dasar adalah bahwa diantara individu-individu dengan kebudayaan yang sama umumnya terdapat kesamaan(homogenitas)yang lebih besar dalam hal latar belakang pengalamannya masing-masing secara keseluruhan dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kebudayaan yang berlainan.
    Perbedaan-perbedaan kebudayaan antara para pelaku komunikasi ini serta perbedaan perbedaan lainnya seperti kepribadian individu, umur, penampilan fisik, menjadi permasalahan yang inheren dalam proses komunikasi manusia. Dengan demikian KAB dapat dikatakan merupakan perluasan dari bidang-bidang studi komunikasi antar manusia lainnya seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi organisasi dan lain-lain. Dan dalam Komunikasi Antar Budaya tersebut bisa terdapat dalam semuanya itu.

    ALASAN PENTINGNYA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

    Adapun ada banyak alasan kenapa kita perlu memahami komunikasi antar budaya ini . Hal tersebut dapat dijelaskan dengan mengacu pada Toomey(1998:4-7) bahwa:

    1. Adanya kecenderungan perbedaan secara global
    Seiring perkembangan yang menuju apa yang disebut oleh Marshal Mc Luhan sebagai Global Village memberikan implikasi tentang adanya hubungan-hubungan yang meningkat sehingga menimbulkan kesadaran untuk mempelajari masalah komunikasi antar budaya ini. Hal ini terjadi karena masalah pertemuan antar budaya yang terjadi seringkali muncul permasalahan karena banyak pihak yang tidak saling memahami pihak lain yang berbeda dalam hal-hal tertentu
    Dengan adanya perbedaan tempat kerja pada level global merepresentasikan antara kesempatan dan tantangan baik bagi individu ataupun organisasi di berbagai belahan dunia ini. Selanjutnya kita melihat pada pernyataan Adler dalam Toomey(1998) bahwa ada lima kompetensi global manakala kita melakukan perbandingan antar budaya yang berbeda diantaranya adalah
    a. pemahaman pada lingkungan politik, budaya dan bisnis dengan perspektif global
    b. pengembangan pespektif yang multipel atas budaya dan pendekatan budaya yang mendukung bisnis
    c. memiliki keahlian dalam bekerja dengan orang lain secara simultan
    d. beradaptasi dengan nyaman ketika berhubungan dengan orang lain dari budaya yang berbeda
    e. mempelajari cara berinteraksi dengan dunia internasional pada level yang sama dengan tidak ada yang superior ataupun inferior

    Kita ketahui bahwa kesuksesan bisnis akan tercapai tergantung pada globalisasi. Dan globalisasi yang efektif itu tergantung pada kesepakatan dengan tempat kerja yang berbeda pula,Untuk itulah perlunya pengetahuan dan keahlian dalam komunikasi antar budaya yang mindfull adalah merupakan langkah pertama yang penting dalam dunia global sekarang

    2. Adanya kecenderungan perbedaan Domestik
    Selain dalam lingkup internasional juga terjadi perubahan di kalangan domestik dengan munculnya subbudaya-subbudaya yang beragam di lingkup domestik.
    Ada dua perangkat dimensi yang memberi kontribusi pada bagaimana caranya suatu kelompok berbeda dari yang lain yaitu:
    a. Seperangkat yang disebut sebagai the primary dimensions of diversity yaitu perbedaan manusia semenjak dilahirkan yang memilki pengaruh pada sosialisasi kita (gender, etnis, unur, kelas sosial, kemampuan fisik, orientasi sexual)
    b. The secondary dimensions of diversity yaitu kondisi yang dapat diubah atau dimodifikasi dalam kehisupan kita (pendidikan, pekerjaan , dan penghasilan)

    3. Adanya kesempatan mempelajari mengenai interpersonal atau dengan kata lain kesadaran pribadi
    Dengan komunikasi antar budaya yang mindful akan memberikan pemahaman yang kaya tentang perbedaan makna yang berkonsentrasi pada kerja manusia dan kemauan kita untuk mengekplorasi dan memahami perbedaan budaya dan segala kompleksitasnya yang akan memperkaya pengalaman hidup kita.

    UNSUR-UNSUR YANG MENDASARI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA : KOMUNIKASI DAN BUDAYA

    Dan pemahaman dalam konteks antar budaya itu tidaklah mudah.Disini diperlukan pemahaman yang mendalam. Dari unsur-unsur yang mendasari terjadinya Komunikasi Antar Budaya adalah konsep-konsep budaya dan komunikasi. Sebagaimana dikatakan oleh Sarbaugh dalam (Ilya: Komunikasi Antar Budaya :18) bahwa pengertian komunikasi antar budaya memerlukan auatu pemahaman tentang konsep-konsep Komunikasi dan Budaya serta saling ketergantungan diantara keduanya. Dan memang antara komunikasi dan budaya itu tidak dapat dipisahkan . Dalam hal ini pengembangan budaya manusia hanya mungkin dilakukan dengan komunikasi dan melalui komunikasi ini budaya dapat ditransmisikan dari satu generasi ke generasi lainya. Seperti yang dikatakan Hall (Gudikunt &Yun Kim, 2002) bahwa budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Maka kita mengkomunikasikan apa yang kita kerjakan dalam budaya yang memang sudah kita pelajari mulai dari bahasa, aturan, norma dari mulai kita kecil dan tanpa kita sadari budaya tersebut mempengaruhi perilaku kita khususnya dalam berkomunikasi dengan orang lain.

    BEBERAPA CONTOH KASUS MACETNYA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
    KOMUNIKASI EMPATIK DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA YANG EFEKTIF

    Lalu setelah kita memahami bahwa dalam melakukan atau mengatasi adanya beda budaya tidak berarti kita kemudian menutup diri rapat-rapat dan juga membuka lebar-lebar diri kita terhadap gerusan untuk penyeragaman budaya tetapi paling tidak ada alternatif solusi yaitu memilki kecakapan empatik dalam mengahadapi segala hal tersebut. Dalam hal ini empati adalah sebagai kemampuan melakukan persepsi sosial, adalah ketika seorang individu mampu memprediksi reaksi atau respon orang lain. Detilnya adalah kemampuan seseorang---katakanlah A--- dalam melaporkan keadaan emosional orang lain---misalnya B. Bila penilaian A tentang B sesuai dengan penilaian B tentang dirinya, maka A memiliki empati yang tinggi terhadap B.Adapun langkah yang dapat ditempuh antara lain seperti yang dinyatakan De Vito menyatakan (1)Menahan godaan untuk mengevaluasi, menilai, menafsirkan, dan mengkritik.Karena focusnya supaya terjadi pemahaman.(2)makin banyak kita mengenal seseoramng-keinginannya, pengalamnnay, kemampuannya,ketakutannya, dan lain sebagainya-makin mampu melihat apa yang dilihat orang lain itu dan kita makin bisa merasakan apa yang dirasakannya. (3)cobalah merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain dari sudut pandangnya. Sehingga sangat memungkinkan bahwa kita terhindar dari komunikasi yang terpolarisasi. Polarized Communication / komunikasi yang terpolarisasi. Komunikasi terpolarisasi terjadi ketika komunikator tidak memiliki kemampuan untuk mempercayai dan mempertimbangkan pandangan seseorang sebagai kesalahan yang serius dan opini-opini yang lain sebagai kebenaran. Komunikasi dengan komunitas manusia menjadi ditipekan dengan adanya retorika yaitu bahwa kita yang benar dan mereka yang salah. Komunikasi polarisasi ada ketika kelompok-kelompok atau para individu melihat kepentingan mereka sendiri dan tidak concern pada kepentingan orang lain.
    Penghormatan terhadap masing-masing keunikan budaya yang dimilki sekaligusnya disikapi secara manusiawi.Kita tidak melihat dengan kacamata etnosentrisme. Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri. “ ( The Random House Dictionary ).

    REFLEKSI
    Setelah kita pahami tentang komunikasi antarbudaya yang efektif maka perlu kita melakukan refleksi pada diri kita masing-masing bahwa ternyata masih banyak pekerjaan rumah kita terutama untuk lebih mendukung atau sekaligus melakukan kecakapan empatik yang ternyata tidak mudah. Perlu kertramnpilan yang dipelajari dengan sangat serius guna memperoleh harapan harapan terciptanya manusia antarbudaya


    Salah satu konsekuensi adanya interaksi budaya tersebut menimbulkan pertemuan budaya yang memungkinkan terjadinya perubahan orientasi pada nilai-nilai yang pada akhirnya mewujud pada apa yang kita sebut sebagai pergeseran, perbenturan (clash) ataupun konflik.

    Dan sumber utama penyebabnya adalah komunikasi antar budaya yang tersumbat. Dalam konteks komunikasi antar budaya penyebab spesifik dari konflik tergantung situasi, namun demikian semua peristiwa yang terjadi terbagi dalam satu kebiasaan yang disebut Polarized Communication / komunikasi yang terpolarisasi. Komunikasi terpolarisasi terjadi ketika komunikator tidak memiliki kemampuan untuk mempercayai dan mempertimbangkan pandangan seseorang sebagai kesalahan yang serius dan opini-opini yang lain sebagai kebenaran. Komunikasi dengan komunitas manusia menjadi ditipekan dengan adanya retorika yaitu bahwa kita yang benar dan mereka yang salah. Komunikasi polarisasi ada ketika kelompok-kelompok atau para individu melihat kepentingan mereka sendiri dan tidak concern pada kepentingan orang lain.
    Penghormatan terhadap masing-masing keunikan budaya yang dimilki sekaligusnya disikapi secara manusiawi. Maka dapat digambarkan bahwa salah satu konsekuensi dan terjadinya pentemuan antar-budaya ialah kemungkinan tenjadinya perubahan onientasi pada nilai-nilai yang selanjutnya berpengaruh pada terjadinya perubahan norma-norma peradaban sebagai tolokukun penilaku warga masyanakat sebagai satuan budaya. Perubahan onientasi nilai yang benlanjut dengan penubahan norma penilaku itu bisa menjelma dalam wujud pergeseran (shft,), persengketaan (conflict), atau perbenturan (clash). Perubahan dalam wujud yang pertama biasanya tenjadi karena negatif mudahnya adaptasi atau asimilasi antara nilai dan norma lama dengan yang barn dikenal; yang kedua merupakan wujud yang paling sening menggejala dan biasanya memenlukan masa peralihan sebelum dihadapi dengan sikap positif (acceptance) atau negatif (rejection). Biasanya wujud yang kedua menunjukkan adanya ambivalensi dalam masyarakat ybs, sehingga ada sebagian warga masyanakat yang menenima perubahan yang terjadi pada onientasi nilai dan norma penilaku, tapi ada pula sebagian lainnya yang menolaknya.
    “ … Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri. “ ( The Random House Dictionary ).
    Sehingga harapan kita yang terakhir adalah bahwa perbedaan itu adalah sebuah seni untuk membuat persatuab dan keanekaragaman menjadi tetap hidup berdampingan dan terhindar dari konflik. Semoga…..

    Rabu, 25 Agustus 2010

    KEGUNAAN BELAJAR ILMU KOMUNIKASI

    Oleh: Dwi Kartikawati,S.Sos,M.Si

    Mengapa kita mempelajari ilmu komunikasi ?Ruben&Steward, (2005:1-8) menyatakan bahwa
    1. komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.
    Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi.tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial manakala kita berkomunikasi dengan orang lain.Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita ,baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi.Sehingga menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.
    2. komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas komplek.
    Komunikasi adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang. Dalam hal ini ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai kompetensi komunikasi memerlukan understanding dan suatu ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben&Stewat( 2005:3) menyebut konsep mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu persepektif di kehidupan manusia.
    3. komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi yang efektif.
    Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu kedudukan/ posisi tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain sebagainya.
    4. Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.
    Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat common sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak memilki ketrampilan berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi juga nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki ketrampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu kita pelajari.
    5. komunikasi adalah populer.
    Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai popular. Banyak bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesiponal lainnya termasuk hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu computer, dan lain-lain. Sehingga sekarang ini komunikasi sebagai ilmu social/perileku dan suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat multidisiplin, yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain sebagainya

    SUMBER:

    Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon

    Materi ini ditulis sebagai penulis selaku dosen di Universitas Nasional

    PRINSIP PRINSIP KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN KONTEKS KEBUDAYAAN

    Oleh:Dwi Kartikawati, S.Sos,M.Si

    Prinsip-prinsip komunikasi dalam penerapan konteks kebudayaan akan lebih dapat dipahami dalam konteks perbedaan budaya dalam mempersepsi obyek-obyek sosial tertentu. Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna yang mirip terhadap suatu obyek sosial atau peristiwa. Masalah-masalah kecil yang timbul dalam komunikasi seringkali akibat dari perbedaan persepsi. Perbedaan persepsi ini diakibatkan oleh derajat kesamaan dan ketidaksamaan yang dicapai dalam integrasi sosial antara komunikator dan komunikan.

    HOMOFILY DAN HETEROFILY

    Homofily adalah derajat atau tingkatan kesamaan dari pasangan sumber dan penerima pesan yang disebabakan oleh ciri-ciri atribut (unsur-unsur budaya) yang sama pada unsur-unsur budaya yang terdapat pada kepercayaan, pendidikan atau status sosial. Sedangkan heterofily adalah cerminan yang berlawanan dengan homofily adalah derajat ketidaksamaan dari pasangan sumber dan penerima pesan yang disebabkan oleh cirri-ciri atribut (unsur budaya)yang berbeda pada unsur-unsur budaya yang terdapat pada kepercayaan, pendidikan atau status sosial.

    Menurut Aubrey Fisher (1996) dalam Rumondor (2003) homofily dan heterofily adalah salah satu aspek penerapan prinsip komunikasi dalam konteks antar budaya yang biasanya menjadi subyek kajian ilmuwan psikologi dan ilmuwan komunikasi. Sasaran kajiannya mengenai keterpaduan (cohesiveness) dalam interaksi antar pribadi dan klompok seperti derajat atau tingkat kepuasan, loyalitas kelompok kesetiakawanan atau solidaritas, dan sikap keterlibatan anggota kelompok. Konsep keterpaduan ini adalah cirri komunikasi yang menentukan dan mengembangkan serta memelihara keterpaduan yang tinggi. Prinsip homofily dan heterofily ini menyangkut masalah peranan komunikasi daam meningkatkan kecenderungan para anggota kelompok untuk melakukan pilihan dengan memperhitungkan resiko tercapai tidaknya keterpaduan dan keseimbangan dibandingkan jika dilakukan oleh perorangan.

    Perspektif komunikasi tingkat derajat kesamaan (homofily) dan ketidaksamaan (heterofily) ini dimaksudkan agar mencapai komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif berhubungan dengan pertanyaan apakah pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) dan kerangka pengalaman (frame of experience) komunikan.. Kerangka acuan ini meliputi : nilai-nilai budaya, agama, serta pendidikan yang yang pernah dialaminya. Jika kerangka acuan dan pengalaman ada kemiripan atau kesamaan, komunikasi akan berlangsung lancar dan efektif.Komunikasi dapat efektif disebabkan juga oleh adanya komunikasi yang persuasive. Komunikasi efektif apabila ada kecocokan rangsangan antara pengiriman dan penerimaan pesan.Prinsip penting dalam heterofily jika trimbul ketidaksamaan maka upaya yang dilakukan adalah menerobos agar ada kesamaan (homofily) dengan menggunakan kemampuan empatik.

    Lebih lanjut kita pahami bahwa ketika kita berkomunikasi dengan menggunakan simbol-simbol dengan orang lain dengan latarbelakang yang berbeda. Maka selanjutnya kita akan membahas komunikasi sebagai interaksi.

    KOMUNIKASI SEBAGAI INTERAKSI
    Komunikasi antar budaya merupakan suatu proses interaksi simbolik yang melibatkan individu-individu dan atau kelompok-kelompok yang memilki persepsi-persepsi dan cara-cara bertingkah laku yang berbeda sedemikian rupa, sehingga akan sangat mempengaruhi cara berlangsungnya dan hasil dari komunikasi tersebut. Atau dengan kata lain komunikasi dapat dirumuskan sebagai perilaku simbolik yang menghasilkan berbagai derajat pembagian bersama makna dan nilai diantara para partisipannya (Faules & Alexander, 1978:5-&)
    Dari definisi di atas maka dilihat konsep-konsep antara lain:
    1. Perilaku simbolik
    menunjuk pada`kmampuan seseorang untuk memberi respon pada atau mrnggunakan seperangkat sistem simbol yang signifikan misalnya bahasa yang memungkinkan manusia unutk melibatkan diri dalam perilaku-perilaku yang kompleks.
    2. Pembagian makna bersama
    hal ini terjadi bilamana dua orang mempersepsikan sesuatu secara sama pada simbol tersebut. Makna yang sama tercapai bila simbol membangkitkan respon yang sama antara pengirim dan penerima, walaupun tidak persis sama.
    3. Di antara para partisipannya
    tindakan komunikasi merupakan suatu tindakan yang interaktif.

    Sumber Bacaan:

    Rumondor, Alex H, Komunikasi Antar Budaya, Universitas Terbuka, 2005
    Sunarwinadi, Ilya, Komunikasi Antar Budaya,PAU Ilmu-Ilmu Sosial,UI

    Materi ini ditulis oleh penulis selaku dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Nasional yang disintesis dari dua sumber di atas dan telah diajarkan mulai tahun 2006-sekarang.

    MASALAH, HAMBATAN, DAN STRATEGI PENINGKATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

    Oleh Dwi Kartikawati,S.Sos,M.Si

    Masalah masalah dalam KAB

    Masalah maslah dalam KAB terjadi karena alasan yang bermacam-macam karena komunikasi mencakup pihak-pihak yang berperan sebagai pengirim dan penerima secara berganti-ganti maka masalah atau kesulitan dari dapat terjadi dari semua pihak maslah tersebut antara lain
    1. keanekaragaman dari tujuan tujuan komunikasi
    maslah komunikasi sering terjadi karena alasan dan motivasi untuk berkomunikasi yang berbeda-beda. Dalam situasi antarbudaya perbedaan ini dapt menimbulkan masalah.Contoh
    2. etnosentrisme
    banyak orang yang menganggap caranya melakukan persepsi terhadap hal-hal disekelilingnya adalah satu-satunya yang paling tepat dan benar. Padahal harus disadari bahwa setiap orang memiliki sejarah masa lalunya sendiri sehingga apa yang dianggapnya baik belum tentu sesuai dengan persepsi orang lain
    Menurut The Random House Dictionary etnosentrisme adalah kepercayaan pada superioritas kelompok atau budayanya sendiri, etnosentrisme cenderung menganggap rendah orang-orang yang dianggap asing dan memandang atau mengukur budaya-budaya asing dengan budayanya sendirikarena etnosentrisme biasanya dipelajari pada tingkat ketidaksadaran dan diwujudkan pada tingkat kesadaran, sehingga sulit untuk melacak asal usulnya. Bahayanya penilian itu sering kali salah, semena-mena dan tidak berdasar sama sekali.
    3. tidak adanya kepercayaan
    karena sifatnya yang khusus komunikasi antarbudaya merupakan peristiwa pertukaran informasi yang peka terhadap kemungkinan terdapatnya ketidakpercayaan antara pihak-pihak yang terlibat. Orang umumnya segan untuk mengambil resiko berhubungan dengan orang asing.
    4. penarikan diri
    komunikasi tidak mungkin terjadi bila salah satu pihak secara psikologis menarik diri dari pertemuan yang seharusnya terjadi. Ada dugaan bahwa macam-macam perkembangan saat ini antara lain meningkatnya urbanisasi, perasaan-perasaan orang untuk menarik diri, apatis semakin banyak pula.
    5. tidak adanya empati
    beberapa hal yang menghambat empati antara lain:
    a. focus terhadp diri sendiri secara terus menerus, adalah sulit untuk memusatkan perhatian pada orang lain kalau kita berpikir tentang diri kita secara terus menerus dan bagaimana orang menyukai kita
    b. pandangan-pandangan stereotype mengani ras dan kebudayaan
    c. kurangnya pengetahuan terhadap kelompok, kelas atau orang tertentu
    d. tingkahlaku yang menjauhkan orang untuk mengungkapakan informasi
    e. tindakan atau ucapan yang seolah-olah menilai orang lain
    f. sikap tidak tertarik yang dapat mengakibatkan orang tidak mau mengungkapkan diri
    g. sikap superior
    h. sikap yang menunjukkan kepastian
    jika seseorang bersikap sok tahu atau bersikap seolah-olah serba tahu maka kemungkinan orang akan bersikap defensif terhadapnya.
    6. kekuasaan
    kekuasaan digunakan untuk mengontrol atau menentukan tindakan orang lain.
    7. factor-faktor penghambat komunikasi hambatan berat KAB: Stereotype dan prasangka
    masalah stereotyping dan prasangka ini adalah masalah utama dan yang sering terjadi dalam masalah KAB. Stereotyping ini meliputi keyakinan kita mengenai kelompok-kelompok individu berdasarkan pendapat, persepsi dan sikap yang dibentuk sebelumnya. Tingkah laku kita selanjutnya seringkali ditentukan oleh tingkat stereotyping tersebut.
    Stereotyping juga dikatakan sebagai metode malas berinteraksi karena berdasarkan pengetahuan atau pengalaman kontak sedikit saja sebelumnya. Pengambilan kesimpulan tentang orang lain dilakukan tanpa susah dan capat.
    Selain itu stereotyping merupakan mekanisme untuk pertahan diri dan sarana untuk mengurangi kegelisahan. Contoh bila seseorang mengalami culture shock akan lebih mudah baginya untuk melakukan stereotyping daripada terus menerus menghadapi ketidaktentuan. Daripada melakukan usaha khusus untuk memahami orang-orang lain dalam situasi yang asing lebih baik baginya untuk mengurangi kebingungannya dengan menerima informasi yang belum tentu benar sehingga muncul stereotyping yang kaku dan sulit berubah yang menghambat KAB
    8. hambatan derajat kesamaan/ketidaksamaan
    hambatan KAB dapat ditimbulkan oleh masalah prinsip-prinsip komunikasi yang ditetapkan pada konteks kebudayaan yaitu tidak memahami, menyadari atau memanfaatkan derajat kesamaan atau perbedaan kepercayaan,nilai-nilai dan sikap, pendidikan, status sosial anatara komunikator dan komunikan.Prinsip derajat kesamaan dan ketidaksamaan ini dikenal dengan homofily dan heterofily
    9. hambatan pembentukan dan pemrograman budaya
    hambatan ini terjadi dalam suatu proses akulturasi yang berlangsung antara imigran dengan masyarakat pribumi. Dalam akulturasi berkembang proses pembentukan kebudayaan dan penyesuaian kebudayaan antara imigran dan pribumi yang dapat diatasi dengan membiasakan berkomunikasi secara terus menerus. Masalah yang yang umum sering timbul adalah hambatan stereotype dan prasangka yang biasanya berkembang sejak semula melalui komunikasi
    antarpribadi ataupun komunikasi massa.. Disamping itu karena pada mulanya belum berkembangnya citra diri dan jaringan komunikasi dari pihak imigran disebabkan jarak geografis dan jarak sosial serta factor demografis dengan masyarakat pribumi

    Strategi peningkatan KAB

    Interaksi antar budaya yang berhasil adalah didasarkan pada komunikasi yang efektif. Berikut ini adalah beberapa tehnik, kiat, dan falsafah yang dapat membantu pengembangan sikap dan ketrampilan berkomunikasi antarbudaya.
    1. mengenali diri sendiri
    2. menggunakan kode yang sama
    3. menunda penilaian dan memberi cukup waktu pada orang lain untuk mencapai tujuannya
    4. memperhitungkan lingkungan fisik dan manusia
    5. meningkatkan ketrampilan berkomunikasi
    hal; ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan minat, adanya pengaturan pesan yang akan disampaikan, cara penyampaian yang baik dan menumbuhkan minat serta adanya penerimaan terhadap pesan secara dinamis.
    6. mendorong feedback
    feedback memungkinkan para komunikator untuk memperbaiki dan menyesuaikan pesannya sesuai keadaan. Tanpa feedback tidak mungkin proses komunikasi dapat dipantau dan karenanya tidak mungiin kesepakatan dapat tercapai
    7. mengembangkan empati
    ada beberapa langkah mengembangkan empati
    a. mengasumsikan perbedaan
    b. mengenali diri sendiri
    c. mengaburkan batas diri dan lingkungannya
    d. secara imaginative meletakkan diri ditempat orang lain
    e. melakukan empati
    f. membangun kembali konsep diri
    8. mencari persamaan-persamaan diantara kebudayaan-kebudayaan yang berbeda

    Sumber bacaan

    Liliweri, Alo, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, LKIS, Yogyakarta,
    2007
    Rumondor, Alex H, Komunikasi Antar Budaya, Universitas Terbuka, 2005

    Materi ini disintesis dari dua sumber diatas telah menjadi bahan kuliah saya sebagai dosen di jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Nasional untuk mata kuliah Komunikasi Antar Budaya dari tahun 2006-sekarang.

    Selasa, 24 Agustus 2010

    ORIENTASI-ORIENTASI NILAI BUDAYA KLUCKHON DAN STRODBECK

    Oleh Dwi Kartikawati, S.Sos,M.Si

    Orientasi nilai adalah bersifat komplek tetapi terpola..pada prinsip.. yang mengutamakan tatanan dan langsung pada tindakan dan pikiran manusia yang berhubungan dengan solusi dalam memecahkan masalah.
    Ada tiga asumsi:
    1. orang dalam semua budaya harus menemukan solusi untuk memecahkan masalah
    2. solusi yang tersedia tidak terbatas
    3. satu solusi cenderung dipilih anggota budaya tertentu. Semua solusi yang potensial tampak pada setiap budaya.

    Orientasi human nature
    Human nature adalah menunjuk pada karakter pembawaan sifat manusia. Yang dipandang sebagai berpembawaan baik, jahat atau campuran dari itu. Manusia dipandang tidak hanya sebagai baik atau jahat tetapi juga untuk merubah dan tidak dapat berubah. Kita harus mengakui bahwa hubungan manusia sebagai campuran baik dan buruk sedangkan yang tidak sama adalah sebagai pandangan adalah netral.Ada enam solusi potensial pada masalah ini yaitu;
    1. manusia yang jahat tetapi dapat merubah
    2. manusia itu jahat tapi tidak dapat dirubah
    3. manusia adalah netral yang respek pada baik dan jahat
    4. manusia adalah campuran baik dan jahat.
    5. manusia itu baik tapi dapat berubah
    6. manuysia itu baik dan tidak dapat berubah

    Orientasi nature/alam -person
    Ada tiga tipe utama yaitu:
    1. menguasai alam: orientasi ini,melihat bahwa semua kekuatan alam dapat mengatasi masalah
    2. harmoni dengan alam : orientasi ini bahwa disini tidak ada perbedaan antara kehidupan manusia , sifat dan supernatural.
    3. Penaklukan terhadap alam yang unggul di negara seperti Spanish Amerika, yaitu kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan untuk mengontrol alam jika ada ancaman tidak sesuatupun yang dapat terlepas dari bahaya.

    Orientasi waktu
    Merupakan orientasi pada tiga masa yaitu
    1. waktu masa lalu adalah unggul dalam budaya dalam penempatan nilai yang tinggi pada tradisi di masa lalu
    2. orientasi masa sekarang yaitu dimana orang-orang memberi perhatian yang relatif kecil pada apa yang dikerjakan pada masa lalu dan pada apa yang akan terjadi masa depan.
    3. orientasi masa depan dimana memiliki nilai tinggi.

    Orientasi aktivitas
    Aktivitas manusia dapat dilihat dalam tiga cara yaitu:
    1. doing, orientasi ini melibatkan pada tipe aktivitas yang hasilnya tampak pada eksternal individu yang diukur dengan sesuatu
    2. being adalah merupakan lawan yang exterm dari orientasi doing
    3. becoming merupakan integrasi keseluruhan pada perkembangan diri.

    Orientasi relational
    Menurut Kluckhon dan Strodbeck memisahkan tiga cara untuk mengartikan hubungan dengan orang lain yaitu:
    1. individualism
    orientasi ini ditandai dengan otonomi individu dengan kata lain individu adalah unik dan sebagai entitas tersendiri. Prioritas tujuan dan sasaran nya adalah memprioritaskan pada individu daripada kelompok.Contoh negara yang seperti ini adalah Amerika Serikat
    2.orientasi langsung atau lineality
    orientasi ini memfokuskan pada kelompok dengan tujuan kelompok adalah lebih utama. Menurut Kluckhon dan Strodbeck kontinyuitas dari kelompok adalah melalui waktu. Individu-individu adalah penting hanya untuk anggota kelompok tersebut.Contohnya beberapanegara aristokrasi di Eropa.
    3.collaterality
    orientasi ini memfokuskan pada kelompok tetapi bukan perluasan kelompok melalui waktu. Agaknya fokus pada perluasan kelompok secara lateral/ ke samping (anggota kelompok dari individu yang paling dekat dalam waktu dan tempat). Tujuan dari kelompok ditas kepentingan individu. Pada kenyataannya orang-orang tidak mempertimbangkannya kecuali vis a vis/ sebagai lawan anggota kelompok. Contoh identifikasi orang jepang dengan perusahaannya di mana dia bekerja atau universitas di mana dia belajar.

    Penerapan orientasi
    Nilai orientasi ini digunakan untuk memahami komunikasi dengan strangers. Dengan mempertimbangkan dua budaya yang tampaknya mirip misalnya inggris dan Amerika Serikat. Sementara ada juga yang mirip di permukaannya saja ternyata berbeda orientasinya. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya misunderstanding antara orang-orang dalam budaya yang berbeda.

    SUMBER
    Gudikuntst, William B, Young Yun Kim, ” Communicating With Strangers”, third
    edition, McGraw Hill, 1984

    POLA-POLA BUDAYA MENURUT HOFSTEDE

    Oleh Dwi Kartikawati, S.Sos,M.Si

    1. Penghindaran ketidakpastian
    Penghindaran ketidakpastian adalah tingkatan dimana anggota budaya mencoba menghindari ketidakpastian. Dalam anggota budaya yang kecil penghindaran kepastiannya dibandingkan dengan anggota budaya yang tinggi dalam penghindaran ketidakpastiannya memiliki toleransi yang lebih kecil untuk ketidakpastian dan ambiguity, mereka mengekspresikan kekhawatiran yang tinggi dan lebih banyak perlu aturan formal dan kebenaran absolut dan toleransinya lebih rendah dengan orang lain.

    Dalam budaya yang penghindaran ketidakpastiannya tinggi perilaku agresif dapat diterima walaupun begitu individu memilki menahan agresi dengan menghindari konflik dan kompetisi.Ada keinginan kuat untuk mencapai konsensus pada budaya yang penghindaran kepastiannya tinggi.

    Penghindaran ketidakpastian berguna dalam memahami perbedaan apabila berkomunikasi dengan strangers.Orang yang berada pada budaya yang penghindaran ketidakpastiannya tinggi mencoba menhindari ambigouity dan mengembangkan aturan dan ritual dalam setiap situasi yang mungkin.

    2. Power Distance
    Adalah merupakan seberapa besar anggota-anggota dari institusi dan organisasi menerima kekuatan yang diberikan secara tidak seimbang. Individu dari budaya power distance tinggi menerima kekuatan sebagai bagian dari masyarakat. Sebagai hasilnya yang superior mempertimbangkan subordinatenya secara berbeda dari mereka dan sebaliknya. Anggota dari budaya yang tinggi power distancenya melihat kekuatan sebagai kenyataan dasar bagi masyarakat. Dan menekankan pada pemaksaan atau kekuatan referent. Sedangkan pada budaya yang power distancenya rendah percaya bahwa kekuatan hanya digunakan utnuk melegitimasi dan lebih pada kekuatan legitimasi tersebut.

    Dimensi power distance memfokuskan pada hubungan antara orang yang berada pada status yang berbeda. (antara superiror dan subordinate). Power distance ini berguna dalam memahami perilaku dengan strangers.

    Rendah dan tingginya power distance berada pada semua budaya tetapi cenderung mengarah pada yang lebih unggul. Budaya yang power distancenya tinggi sebagai contohnya adalah Egypt, Ethiopia, Ghana,Guatemala,India, malaisya, Nigeria, panama, arab Saudi, dan veneuzela. Budaya yang rendah power distance nya adalah Australia, Canada, Denmark, Germany, Ireland, Israel, New zeland, Sweden dan Usa.

    3. Maskulinity-feminity
    Maskulitas yang tinggi melibatkan penempatan nilai yang tinggi pada sesuatu, kekuatan, ketegasan mengenai kualitas hidup adalah rendah pada maskulinity dan tinggi pada femininity. Sistem budaya yang tinggi pada index masculinity nya menekankan pada perbedaan peran social, performance, ambisi, dan indepence.Sistem yang rendah pada masculinity menekankan peran sex, kualitas hidup, jasa, dan interdependence.

    Hofstede menyatakan bahwa perbandingan antara orang-orang dalam budaya feminine, orang-orang dalam budaya maskulin adalah lebih kuat dalam motivasi untuk mencapai cita-cita, pandangan kerja lebih sebagai pusat kehidupannya.

    4. confucian work dynamism
    Hofstede meneliti empat dimensi yaitu individualisme-collectivisme, power distance, penghindaran ketidakpastian, maskulinity-feminity dalam mempelajari perusahaan multinasional. Dimensi-dimensi memiliki bias yang berbau barat karena metodologi yang digunakan dalam pengumpulan datanya. Dalam hubungan dengan budaya cina (pada tahun 1987 the chinese culture connection adalah kelompok dari peneliti yang dikomandoni oleh Michael Bond di universitas cina hongkong. ) mengetes kesimpulan Hofstede menggunakan metodologi dengan basis cina. Mereka menemukan empat dimensi dari variabel budaya yaitu confusian work dynamism, integrasi, human heartness, dan disiplin moral.Tiga dari dimensi ini berhubungan dengan dimensi yang diteliti Hofstede yaitu hubungan integrasi dengan individualism, disiplin moral dengan power distance dan human heartedness dengan maskulinity dan feminity. Hanya satu dimensi yang tidak berhubungan dengan penelitian hofstede yaitu confusian work dynamism.

    Dimensi ini melibatkan delapan nilai yaitu empat nilai diasosiasikan positif adalah hubungan,thrift, persistence dan memiliki rasa malu dan empat nilai yang diasosiasikan negatif yaitu:perlindungan terhadap muka,personal, respek terhadap tradisi dan pengulangan kembali.
    Hofstede mengemukakan empat kunci yaitu:
    1. stabilitas masyarakat didasarkan pada hubungan yang tidak sama antara orang
    2. keluarga adalah prototype bagi organisasi sosial
    3. perilaku yang konsisten
    4. berisi edukasi, kerja keras

    SUMBER:
    Gudikuntst, William B, Young Yun Kim, ” Communicating With Strangers”, third
    edition, McGraw Hill, 1984, page 53-82

    POLA - POLA BUDAYA MENURUT EDWARD T HALL PADA BUDAYA KONTEKS TINGGI DAN KONTEKS RENDAH

    Oleh Dwi Kartikawati, S.Sos,M.Si

    Komunikasi antar budaya adalah mengacu pada realitas bahwa adanya keragaman dalam masyarakat yang masing-masing memiliki unggah ungguh(Jawa), tata cara, etika dalam berkomunikasi dengan individu yang memilki latar belakang budaya berbeda . Sesungguhnya komunikasi antar budaya ini mulai berlangsung manakala adanya pertemuan antar budaya diantara individu dengan budaya yang berbeda. Sebagaimana dikatakan oleh Tingtoomey(1999:17) bahwa intercultural communications is defined as the symbolic exchange process wherwby from two(or more) different cultural communities negotiate shared meaning in an interactive situation. Yaitu suatu proses pertukaran simbolik dimana two individu atau lebih dengan budaya yang berbeda saling menegosiasikan makna dalam segala situasi yang terjadi dalam interaksi.hal tersebut mengakibatkan tiap individu harus berusaha mengembangkan komunikasi yang baik tentunya sehingga terjadi komunikasi antar budaya yang baik pula..

    Kita ketahui bahwa setiap kebudayaan mengajarkan berbagai macam cara-cara tersendiri dalam melakukan pertukaran informasi. untuk itu kebudayaaan ten tunya memilki prosedur tertentu agar pengiriman informasi yang dialihkan dan dapat diterima itu menjadi lebih mudah dikomunikasikan. Dalam budaya tertentu memilki yang disebut dengan High Context Culture (HCC) dan Low Context Culture(LCC).Uraian di bawah ini akan memperjelas perbedaan keduanya yang diolah dari sumbernya (Liliweri 2007:116-118).

    Pola budaya HCC (Budaya Konteks Tinggi);
    1. Persepsi terhadap isu yang ada dan orang yang menyebarkan isu. Dalam hal ini HCC tidak memisahkan isu dan orang yang mengkomunikasikannya. Sehingga yang terjadi adalah kadang-kadang isu itu dianggap benar tergantung dari siapa yang mengatakannya. Bahkan terkadang seseorang akan menolak orang.yang memberikan isu sekaligus menolak informasi yang diberikan.
    2. persepsi pada relasi tugas. Dalam budaya HCC mengutamakan relasi sosial dalam melaksanakan tugas karena berorientasi pada orientasi sosial dan pada hubungan personal (personal relations).
    3. persepsi terhadap logis tidaknya informasi. Budaya HCC tidak meyukai sesuatu yang terlalu rasional, cenderung mengutamakan emosi dalam mengakses informasi .Mereka lebih menyukai basa nasi.
    4. persepsi terhadap Gaya KomunikasiDalam budaya HCC selalu menggunakan gaya komunikasi tidak langsung, gaya komunikasi yang kurang formal dan mengutamakan dengan pesan nonverbal.
    5. persepsi terhadap pola negosiasi. Anggota masyarakat dalam budaya HCC mengutamakan perundingan yang mengutamakan faktor-faktor relasi antar manusia dengan mengutamakan perasaan dan intuisi serta mengutamakan hati.
    6. persepsi terhadap informasi mengani individu. Budaya HCC mengutamakan kehadiran individu dengan dukungan faktor sosial, mereka tidak mempedulikan siapa dia, pekerjaan apa, benar salah, ahli atau tidak. Budaya HCC ini lbih mendengarkan loyalitas kelompoknya.
    7. Bentuk pesannya sebagian besar  merupakan pesan-pesan implisit yang tersembunyi.
    8. Dalam melakukan reaksi terhadap sesuatu tidak selalu tampak.
    9. dalam memandang ingroup (yang ada dalam kelompoknya) dan outgroupnya  (yang berda diluar kelompoknya)selalu luwes dalam melihat perbedaan.
    10. pertalian antar pribadinya sangat kuat.
    11. konsep terhadap waktunya sangat terbuka dan luwes.
    Pola budaya LCC (Budaya Konteks Rendah);

    1. Persepsi terhadap isu yang ada dan orang yang menyebarkan isu. Dalam hal ini LCC memisahkan isu dan orang yang mengkomunikasikannya. Sehingga yang terjadi adalah kadang-kadang isu itu dianggap benar tergantung dari siapa yang mengatakannya.Dalam budaya LCC lebih mengutamakan isi informasi dan tidak mempersoalkan asal informasi. .
    2. persepsi pada relasi tugas. Dalam budaya LCC mengutamakan relasi sosial yang ada berdasarkan relasi tugas(task oriented) dan pada hubungan impersonal (impersonal relations).
    3. persepsi terhadap logis tidaknya informasi. Budaya HCC tidak meyukai sesuatu yang terlalu rasional, cenderung mengutamakan emosi dalam mengakses informasi .Mereka lebih menyukai basa nasi.
    4. persepsi terhadap Gaya KomunikasiDalam budaya LCC selalu menggunakan gaya komunikasi  langsung, gaya komunikasi yang  formal dan mengutamakan dengan pesan verbal.
    5. persepsi terhadap pola negosiasi. Anggota masyarakat dalam budaya LCC mengutamakan perundingan melalui bargaining.yang mengutamakan faktor-faktor otak daripada hati.Pilihan kopmunikasi meliputi pertimbangan rasional.
    6. Persepsi terhadap informasi mengani individu. Budaya LCC mengutamakan kapasitas  individu tanpa memperhatikan faktor sosial, mereka mengutamakan informasi seorang individu, aspek-aspek indoividu harus lengkap dan mereka tidak mengutamakan pertimbangan latarbelakang keanggotaan individu
    7. Bentuk pesannya sebagian besar  jelas dan merupakan pesan-pesan eksplisit
    8. Dalam melakukan reaksi terhadap sesuatu selalu tampak.
    9. Selalu meisahkan kepentingan  ingroup (yang ada dalam kelompoknya) dan outgroupnya  (yang berada diluar kelompoknya).
    10. pertalian antar pribadinya sangat lemah.
    11. konsep terhadap waktunya sangat terorganisir.
    Sumber:
    Tingtoomey, Stella,1999, Communications Across Culture, The Guilford Press,New York, London
    Liliweri, Alo, 2007, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, LKIS, Yogyakarta.

    .

    Kamis, 19 Agustus 2010

    TERIMA KASIH SUAMIKU......

    Kata-kata di atas mungkin bagi sebagian orang adalah bukan sesuatu yang penting, hanya kata-kata yang sederhana. Tetapi apabila kita renungkan lebih jauh, maka ucapan terimakasih itu sudah selayaknya kita ucapkan kepada suami kita masing-masing dengan sepenuh jiwa dan hati. Karena kita tahu suami sudah bekerja keras, sudah sangat lelah setelah seharian penuh dengan pekerjaan yang sungguh luar biasa, persaingan bisnis yang tiada henti, energi,pikiran, tenaga telah dikeluarkan dengan sedemikian giatnya, kalau suami adalah karyawan kantor misalnya mereka telah seharian berkutat dengan pekerjaan yang tiada henti, belum lagi dengan perjalanan yang sungguh menyita waktu. Untuk siapakah semua itu??tentunya adalah untuk kita para istri dan anak-anak kita. 

    Walau kitalah para istri yang lebih sering menanyakan dan mengetahui perkembangan dan  keadaan anak-anak kita, tetapi ketahuilah bahwa dilubuk hati dan jiwa suami kita , mereka demikian luar biasa mencurahkan pikirannya kepada kita para istri dan anak-anaknya.  Terkadang kita merasa bahwa hanya kita yang harus mengurus anak-anak. Padahal tidak!para suami juga demikian hanya berbeda dalam pengungkapan dan perlakuan. 

    Walaupun hanya dengan mengucapkan : terima kasih suamiku, maka ucapan tersebut akan dapat menghilangkan segala lelah, penat dan semua rasa yang menghimpitnya. Para suami tentunya akan memahami bahwa kita sebagai istri sungguh sangat menghargai usaha dan kerja keras yang telah dilakukannya. Dan yakinlah bahwa sebagai suami , dia akan terus menumpahkan rasa tanggungjawab dan cintanya kepada kita istri dan anak-anaknya.

    Kalau kita renungkan, Alloh swt sangat mencintai hamba-hambanya, betapa kita berterimakasih kepadaNya dan Alloh telah mencurahkan rahmat dan rejekinya kepada makhluk yang selalu berterimakasih kepadaNya. maka pasti suami kita juga akan lebih mencintai dan menyayangi kita karena berarti kita sebagai istri telah menghargai dengan segenap jiwa kita. Jadi mengapa harus ragu untuk mengucapkannya. Kalau awalnya malu, itu biasa tetapi kita sebagai istri bisa mengucapkannya dengan berbagai cara dan momentum yang tepat. Insyaalloh akan menambah erat ikatan suami istri kita.   



    TIP BUAT IBU-IBU AGAR ANAKNYA YANG BERPUASA TETAP SEHAT

    Tidak terasa kita semua telah hampir sembilan hari menjalani puasa Ramadhan ini. Sebagai seorang ibu yang memiliki anak usia sepuluhan tahun yang sedang berpuasa maka aku melakukan berbagai upaya supaya puasa anakku tersayang dapat berjalan lancar dan stamina tetap terjaga sampai menjelang buka. Walaupun memang ketika menjelang waktu sahur, anakku agak sulit untuk dibangunkan, karena kemungkinan waktu tidur yang berkurang. Kebetulan pula alhamdulillah wa syukurilah anakku setiap malam selalu tarawih dan juga ikut bertadarus Al Qur'an bersama bapak-bapak di Masjid, sekalipun ayahnya sedang ada di luar kota. Hal tersebut mengakibatkan dia terkadang harus disuapin bahkan untuk menyantap makanan sahurnya. Tapi ya sudah tidak apa-apa bagiku paling tidak asupan makanan cukup bagi dia. Walaupun jadwal makan kita berubah karena Ramadhan ini tetapi kebutuhan kalori  tentunya harus terpenuhi terutama bagi anak-anak, kalau tidak salah adalah sekitar 1500-1800 kalori. Nah lumayan kan. Untuk itu aku hanya sharing aja supaya dalam pengisian'bahan bakar' anak kita tetap baik dan memenuhi persyarakatan kesehatan. Adapun tip yang aku lakukan adalah:
    • melakukan pola makan yang benar bagi anak, artinya harus seimbang antara karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lain sebagainya, ya gampangnya empat sehat lima sempurna. karena namanya anak-anak kadang-kadang tetap mekan seenaknya dan langsung meraup makanan yang ada ketika berbuka, iya kan??Jangan lupa tetap berikan buah-buahan. Kalau anakku agak susah kalau dalam makan buah dalam bentuk buah, jadi dibuat jus terlebih dahulu.
    • minum air dan asupan cairan harus cukup, ya kurang lebih 2 literan, untuk masalah minum ini kebetulan anakku tidak terlalu rewel jadi mudah saja terutama diawali dengan air putih terlebih dahulu. Jangan lupa saat makan sahur berikan satu gelas susu. Pokoknya kalau sahur mirip dengan sarapan seperti biasa hanya waktunya lebih awal. Sahurnya juga mendekati imsyak aja
    • mengupayakan agar anak tetap berolahraga. Tapi yang ringan saja seperti jalan kaki menjelang buka. Biasanya dia jalan jalan ke lapangan jam lima sorean sama adiknya.
    • tidur harus cukup. Walaupun kalau siang anakku agak sulit tidur tetapi paling tidak dia cukup memenuhi  delapan  jam waktu tidurnya. Ini tidak mudah.
    • memilih menu buka dan sahur dengan seimbang.serta nutrisi yang seimbang. Ini dapat membantu anak-anak  untuk tetap berdaya tahan tubuh baik.
    • Selalu membuat anak senang berpuasa dengan berbagai cara. Dengan cara ini akan lebih ringan dalam menjalaninya.Pasti para ibu  lebih jago dalam hal ini. Karena setiap anak beda.beda.
    Semoga tip ini bisa bermanfaat dan anak kita sukses menjalani puasa dengan full.Amien





    Rabu, 18 Agustus 2010

    KULINER YANG POPULER???

    Sebenarnya apa yang aku tulis ini adalah berangkat dari terpesonanya dan sekaligus menjadikan aku bertanya-tanya  sendiri terhadap sajian-sajian makanan yang bertebaran di seantero sudut manapun. Makanan yang berjejer mulai dari makanan Eropa, makanan Jepang, makanan Korea, makanan Chinese sampai dengan makanan Indonesia. Mengapa aku begitu terpesona???karena sekarang ini para penyaji (kreator) makanan sudah sangat luar biasa memadu padankan makanan yang disebut 'tradisional' untuk di akulturasi dengan makanan 'luar negeri' yang notabene adalah keju, pasta, saos-saos mulai dari saos inggris, saos tomato, saos lain dan bumbu-bumbu lainnya. mengapa aku bertanya?karena makanan yang asli Indonesia itu sebenarnya seperti apa, karena menurut aku sedemikian luarbiasa nya Indonesia kita sehingga luar biasa beragam jenis makanan kita,dimana makanan kita pun mengalami akulturasi dengan budaya lain. Yang paling kelihatan adalah makanan yang berawalan bak....< mulai bakmi, bakso, bakmoi, dll> atau pun bentuk bentuk akulturasi dengan Belanda, mulai dari buifstik, panada dll...Kalau makanan asli Indonesia itu adalah soto, sauto atau apalah, rawon, opor, atau lainnya??maka itupun sekarang ini makanan kita sudah menjadi budaya populer sekaligus budaya massa. Mengapa???yach dengan seiring dengan perkembangan tehnologi itu sendiri, betapa anak-anak kita sangat merindukan dan ingin kembali menyantap hidangan pizza, KFC, MD, Hoka-hoka bento dll. Ini kelihatan telah terjadi homogenitas budaya kuliner. Karena semua seragam mulai dari bentuk dan taste. Semuanya populer. Alangkah indahnya salah satu produk kita sendiri bisa seperti ini. Misalnya produk 'Tempe' yang sebenarnya di luar negeri juga cukup dikenal sebagai salahsatu produk makanan yang bisa menjadi referensi untuk yang tidak mau gemuk alias yang vegetarian.  Yang lebih menjadi populer lagi adalah terutama dari segi tehnologi sudah banyak diciptakan bumbu-bumbu siap jadi dengan judul bumbu soto, bumbu rendang, bumbu opor atau lainnya. Apalagi sekarang ini di televisi wira-wiri para koki-koki baik tua muda yang cukup menarik dipandang misalnya Farah Quinn, Bara, Rudi Choirudin, Siska, dll. Bahkan aku terkadang juga prihatin terutama terhadap anak-anak termasuk anak-anakku, yang lebih memilih makanan yang notabene homogen tadi dibanding makananku. Tetapi setelah aku pikir-pikir, aku dengan mereka beda jaman,kalau dulu tiap hari terterpa makanan tradisional tadi maka yang di kepala adalah hal tersebut. kalau jaman anakku sekarang karena dia ada di jaman sekarang  dimana terpaan kuliner yang aneka warna demikian luar biasa..Maka sekarang aku berusaha tetap membatasi mereka dengan pengertian tentunya bahwa makanan junk food itu harus bisa diminimalisir..tetapi tetep kembali pada soto, sayur bening, rawon, tempe, dll yang tidak kalah luar biasa. Tujuan ku adalah supaya kekayaan kuliner kita tetap lestari..Yang jelas kesehatan juga akan terjaga. Kalau dulu tidak punya uang maka tidak bisa membeli makanan yang disukai, sekarang punya uang justru harus panadai-pandai menggunakannya tanpa serakah, karena tubuh kita hanya bisa berteriak aku butuh sehat!!!Setuju????