Senin, 28 November 2011

Tipe Pelapisan Penerima Informasi

  • Innovator (pembaharu) 2⅟2 Mereka yang gandrung pada perubahan dengan berani melakukan ujicoba yang penuh risiko. Golongan ini terbuka pada dunia luar, diterpa oleh media massa, serta memilki pengetahuan tehnis pada bidang bidang tertentu. Kadang kadang ia tidak cocok dengan lingkungannya sehingga berusaha untuk mengubahnya. Rata rata meereka tergolong berusia muda 
  • Early adopter (penerima dini) 13 ⅟2 Mereka yang pertama kali menerima ide ide baru dari pembaharu (innovator). Mereka adalah golongan yang berintegrasi dengan sistem sosial yang ada. Biasanya mereka menjadi tempat bertanya dan minta pertimbangan dari orang orang yang ada disekitarnya. 
  • Early majority (penerima mayoritas cepat) 34 % Mereka yang tergolong sebagai penerima pesan pesan atau ide ide baru sebelum rata rata anggota lainnya menerima ide tersebut. Mereka ini tidak tergolong kelompok pimpinnan, tetapi anggota biasa yang dekat dengan jaringan piumpinan yang menerima pembaharuan. Dialah yang menjadi penghubung antara penerima dini (early adopter) dengan penerima lambat (late adopter)
  • Late majority (penerima mayoritas terlambat) 34% Mereka yang menerima ide ide baru setelah rata rata anggota lainnya menerimanya lebih awal. Mereka menerima setelah melihat ide baru itu membawa keuntungan secara ekonomis atau setelah ia mendapat tekanan demi keamanan (safety) dirinya.  
  • Laggards (pengikut) 16% Mereka yang tergolong penerima terakhir dari sistem sosial yang ada. Mereka tidak punya pendapat dan berada di luar jaringan sposial namun masih dekat. Mereka menerima ide ide baru setelah rata rata orang di sekelilingnya memanfaatkan hasil ide ide baru itu. Cenderung konservatif, lambat dan tradisional.

Selasa, 09 Agustus 2011

I reallly love you

I feel angry love you
I sadly miss you
But I really love you

My love remains with you
I remained angry for you
I remain sad for you
But all the evidence of my love

Always and forever
until death take us both

Kamis, 02 Juni 2011

PUBLIC RELATIONS DAN MANAGEMEN KRISIS

Apa itu Krisis?
masa gawat atau saat genting, dimana situasi tersebut dapat merupakan titik baik atau sebaliknya. Oleh karena itu masa krisis adalah momen-momen tertentu. Apabila krisis ditangani dengan baik dan tepat waktu, momen mengarah pada situasi membaik, dan sebaliknya apabila tidak segera ditangani, krisis mengarah kepada situasi memburuk, bahkan dapat berakibat fatal (dikutip dari Soemirat, Soleh& Elvinaro Ardianto, 2007:182).

sumber krisis
1. bencana
2. kondisi darurat yang datang secara tiba-tiba atau suatu perkembangan kondisi darurat ini seperti sabotase produk perusahaan atau produk yang mengandung racun.
3. penanaman bom atau suatu pemogokan karyawan perusahaan.
4. rumor yang jelek tentang perusahaan atau produk
5. adanya letupan seperti boikot dari berbagai aktifitas (semacam LSM), permintaan pemerintah menarik produk (seperti penertiban produk obat belum lama ini), penculikan eksekutif perusahaan.(Lesly, 1993:25).

Empat tahap krisis (Fink dalam Kasali, Rhenald, 2007:225-230
1. Tahap prodromal
Tahap ini biasanya muncul dalam tiga bentuk yaitu:
a. jelas sekali
b. samar-samar
c. sama sekali tidak kelihatan
2. Tahap akut
inilah tahap ketika orang mengatakan ‘telah terjadi krisis’.
3. Tahap kronik
tahap ini sering disebut sebagai the clean up phase atau the
post mortem. Sering tahap ini disebut tahap recovery atau self
analysis.di dalam perusahaan tahap ini ditandai dengan
perubahan structural. Mungkin penggantian managemen,
mungkin penggantian pemilik, dan lain-lain
4.Tahap resolusi
adalah tahap penyembuhan.

Peran media massa sebagai agen sosialisasi dan kemungkinan munculnya potensial desocializing

George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut: (wikipedia)

Tahap persiapan

tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya , termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.

Tahap meniru

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa . Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai . Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)

Tahap siap bertindak

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya . Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya

Tahap norma kolektif

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Media berperan dalam Potensial desocializing

...baca kembali buku Komunikasi Massa UT.
Potensial desocializing adalah Tantangan dan gangguan (challenge and disturbing) terhadap penataan nilai-nilai yang dilakukan oleh orangtua, pendidik, dan agen agen sosial control lainnya.contoh adalah kekahawatiran:
1. Banyak contoh bahwa media menyampaikan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan orangtua pendidik dan nilai nilai agama.
Misal: sopan santun, cara berpakaian, dll.
2. Para guru umumnya mengkhawatirkan bahwa media massa merupakan ancaman terhadap nilai-nilai tradisional karena disebabkan nilai-nilai isi media secara langsung atau tidak langsung tidak sejalan dengan yang diajarkan di sekolah.

Media massa dianggap bertanggungjawab pada lima gejala (menurut Dell Fleur)

Membuat selera budaya masyarakat rendah
Menaikkan tingkat kenakalan
Ikut menyumbang kerusakan moral secara umum.
Menjinakkan massa untuk kepentingan politik
Menekan kreatifitas

Rabu, 13 April 2011

DOA SEORANG TKI

Aku tahu aku perempuan...
Aku masih terasa belum usai
melepas penatku dari timbunan pekerjaan.
Harapan gaji kuterima tuk bungkam
kekurangan biayaku demi keluarga ini.
Aku tahu aku perempuan.
Tak mungkin aku berhenti tak mungkin aku ahh.
Legalitas persyaratan prosedur apalah artinya.
Itu harus kulalui kupikul demi keluarga ini.
Aku tahu aku perempuan....
Suamiku tiada kerja anak tiada daya,asa pun tak jua tegap,
tapi aku pun harus tetap berdaya.
Tak peduli orang mencerca.
Tak peduli lekang panas diatas derita.
Aku tahu aku perempuan....
Aku harus tetap angkat mereka.
Dari jeratan hutang dari cengkeraman kemiskinan.
Siapa lagi kalau bukan aku perempuan....
Perempuan yang tidak boleh hanya berkubang tetapi harus tetap berenang.
Sekalipun payah kurasa nantinya di negeri orang.
Tetapi doa tetap terpanjat ditengah gelisah mendera.
Berita siksaan,berita kematian,berita kekerasan pada para pekerja di negeri orang,
semoga tiada menimpa,
diriku yang tabu menetes airmata,
tapi mampu menahan derita,
hingga semua asa benderang.....

Rabu, 06 April 2011

Teori Dialektika Relational (berdasarkan penelitian Leslie Baxtert dan Barbara Montgomery)

Ini merupakan salahsatu teori komunikasi yang menarik. Teori ini menggambarkan hidup hubungan sebagai kemajuan dan peregrakan yang konstan. Orang-orang yang terlibat dalam hubungan terus merasakan dorongan dan tarikan dari keinginan-keinginan yang bertolak belakang di dalam seluruh kehidupannya dalam berhubungan dengan orang lain. Pada dasarnya orang menginginkan baik dan bukannya hanya atau (either/or) ketika membicarakan dua tujuan yang berlawanan.Contohnya orang di dalam hubungan ingin baikl terikat maupun bebas, terbuka maupun tertutup dan untuk menghadapi hal hal yang dapat diprediksikan maupun spontanitas dalam interaksi mereka. Ketika orang berkomunikasi di dalam hubungan mereka , mereka berusaha mendamaikan keinginan=keinginan yang saling bertolak belakangini, tetapi mereka tidak pernah menghapuskan kebutuhan mereka akan kedua bagian yang saling bertolak belakang ini.
adapun empat asumsi pokoknya adalah:
1. hubungan tidak bersifat linear
2. hidup berhubungan ditandai dengan adanya perubahan
3. kontradiksi merupakan fakta fundamental dalam hidup berhubungan
4. komunikasi sangat penting dalam mengelola dan menegosiasikan kontradiksi-kontradiksi dalam hubungan.

Lebih lanjut Baxter dan Montgomery menyatakan bahwa pasangan dalam hubungan mungkin akan menerapkan strategi untuk meghadapi ketegangan tetapi hal ini mungkin tidak berjalan sebagaimana yang dimaksudkan. Yang jelas setiap hubungan itu akan eksis manakala kedua pihak yang menjalin hubungan ada saling berkorban.Setujuuuu???

Rabu, 02 Februari 2011

“ Diffusion of Innovations “ Teori Difusi Inovasi Everett M Roger

Definisi dari Difusi adalah sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial, sedangkan kalau inovasi didefinisikan sebagai “"an idea, practice, or object perceived as new by the individual." (suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu).

Adapun Unsur unsur dalam Difusi Inovasi adalah sebagai berikut
1.Innovation ( Inovasi), yaitu ide, praktek, atau benda yang dianggap baru oleh individu atau kelompok.
2.Communication channel ( saluran komunikasi ), yaitu bagaimana pesan itu didapat suatu individu dari individu lainnya.
3. Time ( waktu ), ada tiga faktor waktu, yaitu :
-Innovation decision process ( proses keputusan inovasi )
-Relative time which an inovation is adopted by individual or group.
( waktu relatif yang mana sebuah inovasi dipakai oleh individu atau
kelompok )
-Innovation’s rate of adoption ( tingkat adopsi inovasi )
4.Social System ( sistem sosial ), yaitu serangkaian bagian yang saling berhubungan dan bertujuan untuk mencapai tujuan umum.

Sedangkan untuk Model keputusan adopsi inovasi adalah
1. knowledge (pengetahuan)
2. persuasion (kepercayaan)
3. decision (keputusan)
4. implementation, dan (penerapan)
5. confirmation (penegasan/pengesahan)

Dalam tahap yang pertama adalah Knowledge Stage/tahap pengetahuan
adalah merupakan Proses keputusan inovasi ini dimulai dengan Knowledge Stage. Pada tahapan ini suatu individu belajar tentang keberadaan suatu inovasi dan mencari informasi tentang inovasi tersebut. Apa ?, bagaimana ?, dan mengapa ? merupakan pertanyaan yang sangat penting pada knowledge stage ini. Selama tahap ini individu akan menetapkan “ Apa inovasi itu ? bagaimana dan mengapa ia bekerja ?.

Dalam tahap kedua adalah persuasion (kepercayaan)
Tahap Persuasi terjadi ketika individu memiliki sikap positif atau negatif terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak secara langsung akan menyebabkan apakah individu tersebut akan menerima atau menolak suatu inovasi. Suatu individu akan membentuk sikap ini setelah dia tahu tentang inovasi , maka tahap ini berlangsung setelah knowledge stage dalam proses keputusan inovasi. Rogers menyatakan bahwa knowledge stage lebih bersifat kognitif (tentang pengetahuan), sedangkan persuasion stage bersifat afektif karena menyangkut perasaan individu, karena itu pada tahap ini individu akan terlibat lebih jauh lagi. Tingkat ketidakyakinan pada fungsi-fungsi inovasi dan dukungan sosial akan mempengaruhi pendapat dan kepercayaan individu terhadap inovasi.

Dalam tahap ketiga adalah Decision (keputusan)
Pada tahapan ini individu membuat keputusan apakah menerima atau menolak suatu inovasi. Menurut Rogers adoption (menerima) berarti bahwa inovasi tersebut akan digunakan secara penuh, sedangkan menolak berarti “ not to adopt an innovation”. Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial, umpamanya pada keadaan suatu individu, maka inovasi ini akan lebih cepat diterima karena biasanya individu tersebut pertama-tama ingin mencoba dulu inovasi tersebut pada keadaannya dan setelah itu memutuskan untuk menerima inovasi tersebut. Walaupun begitu, penolakan inovasi dapat saja terjadi pada setiap proses keputusan inovasi ini.

Dalam tahap keempat yaitu implementation, dan (penerapan)
Pada tahap implementasi, sebuah inovasi dicoba untuk dipraktekkan, akan tetapi sebuah inovasi membawa sesuatu yang baru apabila tingkat ketidakpastiannya akan terlibat dalam difusi. Ketidakpastian dari hasil-hasil inovasi ini masih akan menjadi masalah pada tahapan ini. Maka si pengguna akan memerlukan bantuan teknis dari agen perubahan untuk mengurangi tingkat ketidakpastian dari akibatnya. Apalagi bahwa proses keputusan inovasi ini akan berakhir. Permasalahan penerapan inovasi akan lebih serius terjadi apabila yang mengadopsi inovasi itu adalah suatu organisasi, karena dalam sebuah inovasi jumlah individu yang terlibat dalam proses keputusan inovasi ini akan lebih banyak dan terdiri dari karakter yang berbeda-beda.

Dalam tahap kelima yaitu confirmasi
Ketika Keputusan inovasi sudah dibuat, maka si penguna akan mencari dukungan atas keputusannya ini . Menurut Rogers keputusan ini dapat menjadi terbalik apabila si pengguna ini menyatakan ketidaksetujuan atas pesan-pesan tentang inovasi tersebut. Akan tetapi kebanyakan cenderung untuk menjauhkan diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung yang memperkuat keputusan itu. Jadi dalam tahap ini, sikap menjadi hal yang lebih krusial. Keberlanjutan penggunaan inovasi ini akan bergantung pada dukungan dan sikap individu .